Portal Berita
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah
Mbak Ita Terima Penghargaan Penggerak Cegah Stunting
- 18 Jul
- yandip prov jateng
- No Comments

JAKARTA – Menjadi wali kota pertama yang turut menciptakan buku menu cegah stunting, Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu berhasil meraih penghargaan sebagai penggerak stunting dari Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).
Kepala BKKBN Hasto Wardoyo menyampaikan, peran perempuan menjadi sangat krusial dalam memanfaatkan pangan lokal sebagai bagian penting dalam percepatan penanganan stunting.
“Ibu wali kota kita ini pinter masak, beliau terkenal membuat masakan enak dan mengandung gizi yang seimbang. Dalam membuat buku bersama Bu Bintang (Menteri PPPA), saya kira perannya sangat luar biasa,” ungkap Hasto pada penyerahan penghargaan tersebut, di Studio 1 Kompas TV Jakarta, Senin (17/7/2023).
Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu menyampaikan, konsep bergerak bersama menjadi kunci dalam pelaksanaan program pembangunan di Kota Semarang, termasuk dalam penanganan stunting.
“Jadi bagaimana semua stakeholder, baik dari Pemkot Semarang, BKKBN, Kementerian Kesehatan, ini semua bergerak, termasuk Tim Penggerak PKK semua melakukan kegiatan bersama-sama,” terang Mbak Ita, sapaan akrabnya.
Ita juga mengakui, besarnya peran generasi muda dalam mendukung program pengentasan persoalan stunting.
“Di Kota Semarang, ada yang namanya Genre, di mana beberapa waktu yang lalu, mereka dikumpulkan oleh pak Hasto untuk mengajak teman-temannya tidak menikah muda” imbuhnya.
Ditambahkan, pihaknya juga telah melakukan beberapa inovasi dalam menurunkan angka stunting, seperti program dapur sehat atasi stunting (Dashat), yang terinspirasi Ibu Megawati.
“Beliau membimbing kami untuk membuat resep-resep makanan bergizi, yang tidak menggunakan produk luar negeri,” pungkasnya.
Pada kesempatan itu, BKKBN juga menyelenggarakan gerakan donasi untuk mencegah stunting, dengan slogan #cukupduatelur di 34 provinsi seluruh Indonesia. Slogan #cukupduatelur dimaksudkan untuk memberi asupan telur, sebagai makanan yang bergizi dan kaya nutrisi pada anak risiko stunting. Sasarannya, anak-anak dengan risiko stunting usia 6-24 bulan, akan mendapat satu telur setiap hari selama 6 bulan. Sedangkan ibunya yang menyusui, juga mendapat asupan telur sebanyak satu telur setiap hari, selama satu bulan.
Penulis: Kontributor Kota Semarang
Editor: Di, Diskominfo Jateng