LORONG DEMOKRASI, WADAH INFORMASI SEPUTAR PEMILU DI WONOGIRI

  • 13 Apr
  • dev_yandip prov jateng
  • No Comments

WONOGIRI – Untuk meningkatkan partisipasi pemilih dan kualitas pada Pemilu yang akan datang, KPU Kabupaten Wonogiri mendirikan Rumah Pintar Pemilu bernama Lorong Demokrsi. Launching lorong demokrasi diresmikan Ketua KPU  Jawa Tengah, Joko Purnomo di Kantor KPU Kabupaten Wonogiri,  Rabu (12/4). Peresmian dihadiri  Bupati Wonogiri Joko Sutopo, Ketua KPU se Soloraya, DPC/DPD Parpol Kabupaten Wonogiri, TPPKK Kabupaten dan Kecamatan, Gabungan Organisasi Wanita, serta Pusat Pelatihan dan Pengembangan Rehabilitasi Bersumber Daya Mabuasi (PPRBM) Kabupaten.

KPU Kabupaten Wonogiri berkomitmen menyediakan wadah informasi seputar kepemiluan yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat umum sebagai bentuk pendidikan pemilih.

“Lorong demokrasi ini merupakan kelanjutan dari rumah pintar Pemilu yang pernah dilauncing di provinsi tanggal 1 Juni tahun lalu. Diharapkan di seluruh Saker (satuan kerja), targatnya sebelum tahapan Pemilu Gubernur dan Wakil Gubernur, rumah pintar Pemilu seperti ini sudah terbangun,” ungkap Joko Purnomo.

Lorong demokrasi terdiri dari empat tempat yakni ruang display, ruang audio visual, ruang simulasi, dan ruang baca. Menurut Ketua KPU Kabupaten Wonogiri, Mat Nawir, lorong demokrasi  merupakan miniatur penyelenggaraan Pemilu yang menyajikan info secara komprehensif untuk menjadikan pemilih menjadi lebih cerdas.

Sementara, Bupati Wonogiri Joko Sutopo Ia menyambut baik upaya KPU Kabupaten Wonogiri dengan mendirikan rumah pintar untuk memberikan pendidikan bagi para pemilih serta edukasi bagi masyarakat makna demokrasi melalui mekanisme pemilihan umum.

“KPU tidak lagi sekedar penyelenggara pemilu tetap harus ikut memberikan pendidikan ber-demokrasi yang baik, demokrasi yang sehat, yang pada akhirnya demokrasi tersebut mampu menjadi bagian dari sistem pemerintahan yang baik pula,”ujarnya.

Lebih lanjut Joko mengatakan pentingnya pendidikan pemilu terlebih bagi pemilih pemula yang tiap tahun selalu bertambah. Dengan jumlah penduduk lebih dari satu juta jiwa dan jumlah pemilih lebih dari 900 ribu, proses pendidikan terhadap pemilih adalah tugas yang cukup berat, mengingat cakupan wilayah pada 25 Kecamatan dan 294 Desa/ Kelurahan.

“Proses demokrasi terus berjalan, dan dinamisasi yang ada harus disikapi dengan sebaik-baiknya. Penting untuk terus menanamkan arti penting demokrasi, meningkatkan peran serta setiap warga agar terus partisipasi warga dalam Pemilu.

Sebagai negara yang menempatkan kedaulatan rakyat sebagai dasar, proses demokrasi melalui Pemilu harus dilaksanakan dengan sekhidmat-khidmatnya, demi menjaga kedaulatan tersebut dapat terjaga dengan baik. Peran negara melalui aparaturnya pada berbagai aspek menjadi suatu hal yang mutlak untuk dilakukan.

KPU dalam hal ini sebagai penyelenggara pemilu, dituntut harus dapat berfungsi secara efektif dan mampu memfasilitasi pelaksanaan Pemilu yang jujur dan adil. “Karena proses demokrasi terus berjalan, dan dinamisasi yang ada harus disikapi dengan sebaik-baiknya. Penting untuk terus menanamkan arti penting demokrasi, meningkatkan peran serta setiap warga agar terus partisipasi warga dalam Pemilu.” (HUMAS – est/mon)

 

Berita Terkait