LOMBA DONGENG TUMBUHKAN KECINTAAN TERHADAP BUDAYA BANGSA

  • 31 Jul
  • dev_yandip prov jateng
  • No Comments

MAGELANG-Untuk melestarikan budaya jawa sebagai budaya bangsa dan lebih mengangkat kearifan lokal Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kota Magelang menggelar Lomba dongeng, Jumat (28/7). Bertempat di Gedung Wanita lomba ini diikuti 41  DWP unsur Pelaksana se Kota Magelang.

Penasihat DWP, Yetty Biakti Sigit Widyonindito dalam sambutannya mengatakan bahwa melalui kegiatan ini diharapkan bisa menghasilkan pendongeng untuk mengajarkan anak-anak belajar mencintai budaya sendiri seperti budaya bahasa Jawa.

“Lomba dongeng merupakan bagian dari upaya untuk menanamkan pendidikan morl dan akhlak kepada anak. Mendongeng juga sebagai sarana untuk mewariskan nilai-nilai budaya dan sejarah. Melalui dongeng anak-anak diberikan pemahaman tentang budaya, etika, norma, kesopanan dan kesusilaan,”kata Yetty.

Yetty menjelaskan bahwa tahun ini Kota Magelang kembal meraih predikat sebagai Kota Layak Anak Tingkat Nindya dan kegiatan lomba ini sangat tepat dilakukan dan mempertegas komitmen sebagai kota yang ramah untuk anak-anak.

Lebih lanjut Ia menjelaskan ditengah perkembangan kemajuan tekhnologi saat ini budaya tutur saat ini mulai banyak ditinggalkan.Masyarakat lebih asyik menggunakan media sosial sebagai sarana komunikasi padahal tidak semuanya bisa digantikan dengan teknologi yang ada.

“Ada anggapan dari orang tua kalau anaknya bisa main game, gadget, HP bangga karena bisa mengikuti perkembangan jaman. Tanpa disadari hal tersebut membuat anak-anak terpaku di depan layar dan membuat anak menjadi egois dan kurang bersosialisasi.,”kata Yetty.

Ia menjelaskan mendongeng melambangkan keakraban antara yang mendongeng dengan yang mendengarkan. Dahulu orang tua selalu membacakan dongeng kepada anak-anaknya saat akan tidur. Dengan dongeng tersebut anak menjadi tenang dan senang. Mendongeng juga menjadi kesempatan bagi orang tua untuk dekat dengan dengan anak-anaknya.

“Perlu menghidupkan kembali tradisi atau kebiasaan ibu-ibu mendongeng kepada anak atau cucunya supaya menjadi lebih dekat secara psikologis.Nantinya mereka ketika sudah dewasa ingat dengan dongeng tersebut dan bisa meneruskan tradisi tersebut secara turun temurun,”jelas Yetty.

Ketua DWP Kota Magelang, Demetrya Tety Sugiharto menerangkan bahwa kegiatan ini selain untuk nguri-uri budaya jawa juga dalam rangka HUT DWP ke 18. Kriteria penilaian meliputi vokal (artikulasi, tempo dan intonasi), penghayatan (ekspresi, keaktoran), dan penampilan (kostum, property, penguasaan panggung) dan peserta dinilai oleh juri yang kompeten dan netral. Maing-masing peserta diberikan waktu 7 menit untuk menunjukkan kemampuannya.

“Meski baru pertama kali diselenggarakan ternyata ibu-ibu DWP banyak yang kreatif. Mereka membawa properti untuk mendukung penampilan mereka supaya lebih menarik,”ungkap Demetrya.

Lomba ini memperebutkan juara I, II, III, IV, V dan VI. Selain mendapatkan trofi pemenang juga menerima uang pembinaan.(Ris/Humas)

 

Berita Terkait