LARUNG SESAJI BERSAMA NELAYAN TPI WONOKERTO

  • 26 Sep
  • dev_yandip prov jateng
  • No Comments

KAJEN – Alhamdulillah hari ini kita bisa bersama-sama nguri-nguri tradisi yang sudah dijalankan oleh nenek moyang kita yaitu Nyadran/ Sedekah Laut dalam rangka mengucapkan rasa syukur yang diwujudkan dengan kegiatan larung sesaji dan kegiatan lain. Tradisi ini saya harapkan jangan sampai hilang. Demikian disampaikan Bupati Pekalongan KH. Asip Kholbihi, SH., M.Si saat menghadiri Upacara Nyadran/ Syukuran Nelayan TPI Wonokerto, Senin (25/9/2017) pagi.

Bupati didampingi Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (Dinlutkan) Drs. Sirhan mengikuti acara Larung Sesaji dengan menaiki Kapal bersama para nelayan TPI Wonokerto. Ritual dimulai dengan membawa sesaji yang terdiri atas  kepala kerbau, hasil bumi, dan jajan pasar, serta peralatan dapur ke tengah laut, sejauh sekitar satu kilometer dari TPI. Setelah itu, sesaji diturunkan ke laut dan dilarung atau dihanyutkan. Para awak kapal pembawa sesaji berdoa dipimpin ulama setempat sebelum sesaji dilarung.

Dalam sambutannya, Bupati menyampaikan bahwa sebagai dukungan utama kegiatan Nyadran adalah infrastruktur jalan yang bagus. Akhir-akhir ini, kata Bupati, pihaknya banyak menerima keluhan dari para nelayan tentang sepinya kegiatan TPI yang dikarenakan jalanrusak. Untuk itu, Bupati tegaskan bahwa saat ini pihaknya sedang memperbaiki jalan menuju TPI Wonokerto, dan diharapkan akan selesai dengan cepat sehingga akan berdampak positif bagi ramainya kegiatan di TPI Wonokerto ini.

Untuk infrastruktur TPI, Bupati meminta Dinas Kelautan dan Perikanan (Dinlutkan) Kabupaten Pekalongan untuk menata dan merevitalisasi. “Saya minta pak Sirhan, Kepala Dinlutkan untuk menata dan merevitalisasi TPI yang menjadi kebanggaan warga Kabupaten Pekalongan ini akan berkembang dengan baik,” ujar Bupati.

Bupati menyampaikan pihaknya juga mendapatkan keluhan dari para nealayan TPI Wonokerto tentang belum adanya Kapal Naga yang dimiliki. Oleh karena itu, dalam kesempatan bersua dengan para nelayan tersebut, Bupati menjanjikan akan membantu Kapal Naga untuk nelayan TPI Wonokerto. Hal ini agar nelayan TPI Wonokerto tidak lagi menyewa dari wilayah lain dalam mendukung kegiatannya di laut.

Lebih lanjut dikatakan Bupati, pihaknya telah memiliki program yang bersinergi dengan berbagai sektor antara lain Asuransi bagi para nelayan. Menurut Bupati, sampai saat ini jumlah nelayan yang sudah divalidasi sebanyak 2.000 orang dari hampir 10.000 jumlah nelayan yang ada di Kabupaten Pekalongan. “Ke-2.000 nelayan tersebut sudah kami validasi dan sudah kami masukan daftarnya ke Pemerintah Pusat. Kita akan terus berkoordinasi dengan Pemerintah Pusat untuk penambahan validasinya. Insya Allah nanti semua nelayan akan kita berikan perlindungan,” terang Bupati.

Pemkab Pekalongan, tutur Bupati, sudah memvalidasi hampir 2.000 asuransi nelayan yang bekerjasama dengan Jasindo. “Bapak-ibu yang berprofesi sebagai nelayan, silahkan nanti menghubungi Dinlutkan secara gratis karena preminya dibayar oleh Pemerintah Pusat sebesar Rp 200ribu,” tuturnya.

Maaf bapak-bapak, ibu-ibu, untuk apa sih asuransi itu? Yaitu untuk perlindungan para nelayan. Dimana apabila ditakdirkan seorang nelayan meninggal di tengah laut, Pemerintah melalui Jasa Asuransi Indonesia (Jasindo) akan memberikan santunan sebesar Rp 200 juta. Tetapi apabila seorang nelayan meninggal dunia di rumah akan mendapat santunan sebesar Rp 140 juta. Ini dibayar oleh Pemerintah semua. Bapak-ibu para nelayan tinggal mendaftar ke Pemkab Pekalongan dalam hal ini melalui Dinlutkan.

Ini namanya program Jogo-Jogo. Pemerintah memberikan perlindungan kepada seluruh nelayan khususnya yang ada di Kabupaten Pekalongan. Bukan itu saja, apabila para nelayan memiliki sawah, akan kami asuransikan juga. Untuk 1 hektar akan mendapatkan asuransi sebesar Rp 1 juta dan preminya yang membayar Pemerintah Pusat juga. Disamping itu kami juga mengasuransikan Sapi. Hanya dengan membayar Rp 40ribu, ketika sapinya hilang atau mati akan mendapatkan santunan Rp 10 juta.

Program-program ini saya minta dinas-dinas terkait untu mensosialisasikan kepada masyarakat agar mereka mengetahuinya.

Sementara itu Ketua Panitia Penyelenggara, Andalas dalam laporannya menyampaikan Nyadran/ Tasyakuran Nelayan merupakan ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT atas limpahan rahmat-Nya kepada nelayan selama satu tahun yang telah lalu. Dan berharap serta berdoa semoga satu ke depan akan diberikan limpahan rahmat dan rezeki dari Allah SWT yang lebih banyak lagi.

Dijelaskan Andalas, rangkaian kegiatan Nyadran dilaksanakan mulai tanggal 24 September 2017 lalu hingga 26 September 2017. Rangkaian kegiatan Nyadran antara lain Organ Tarling (24 September 2017) malam, Larung Sesaji, Lomba Dayung dan Wayang Kulit (25 September 2017), Pengajian Islami dan Orkes Dangdut Koplo (26 September 2017). (didik/dinkominfo kab.pekalongan)

Berita Terkait