Lakukan Mitigasi Bencana dengan Alat Pendeteksi Gempa

  • 06 Nov
  • yandip prov jateng
  • No Comments

KOTA PEKALONGAN – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Pekalongan menerima alat Peringatan Dini Tsunami atau Indonesia Tsunami Early Warning System (InaTEWS) dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). Alat berupa monitor tersebut dapat mendeteksi gempa bumi dan tsunami dari berbagai wilayah di Indonesia.

Hal itu disampaikan diungkapkan oleh Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD, Dimas Arga Yudha, di kantornya, Kamis (5/11/2020). Ia menjelaskan, InaTWES berfungsi untuk mengirimkan informasi terkini saat terjadi gempa bumi di tiap daerah di Indonesia. Dengan informasi tersebut, pemerintah khususnya instansi yang terkait penanggulangan bencana dapat segera melakukan proses evakuasi yang diperlukan guna meminimalisasi korban jiwa.

“Informasi yang didapatkan tidak hanya Kota Pekalongan, namun seluruh Indonesia, baik gempa maupun tsunami. Melalui alat ini bisa membantu kami dan masyarakat untuk mengambil langkah dan kebijakan apa yang harus dilakukan,” ujar Dimas.

Lebih lanjut, alat tersebut akan memberikan sinyal peringatan dan informasi detail tentang lokasi gempa, waktu, magnitudo, kedalaman getaran, kekuatan gempa, dan sebagainya. Meskipun Kota Pekalongan berada di jalur rawan gempa, namun hingga saat ini getaran gempa buminya cenderung kecil, sehingga tidak berdampak bagi masyarakat.

“Meskipun begitu jangan kemudian tenang-tenang saja. (Kita) perlu tetap waspada dan siap siaga karena Indonesia termasuk ring of fire, sehingga sewaktu-waktu berpotensi terjadi gempa bumi,” tutur Dimas.

Selain itu, BPBD juga mendapatkan alat Seismometer atau Seismograf untuk membaca sinyal getaran sehingga dapat memperkaya informasi yang diperoleh dari InaTEWS.

“Alat ini akan mendata dan mengirimkan sinyal getaran dalam hal ini gempa bumi yang datanya langsung masuk dan terpantau di BMKG Pusat. alat ini melengkapi informasi real time yang dikeluarkan oleh alat InaTEWS,” pungkas Dimas.

 

Rumah Roboh

Sementara itu, bencana alam angin kencang terjadi di wilayah Kelurahan Degayu, Kecamatan Pekalongan Utara, Kamis dini hari (5/11/2020). Akibatnya, empat rumah di daerah Clumprit roboh, yakni tiga rumah berada di RT 5 RW 7 dan satu rumah di RT 6 RW 7.

Kepala Pelaksana BPBD, Saminta, saat ditemui di kantornya, mengungkapkan, tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut. Pihaknya juga telah melakukan pemantauan langsung ke lokasi bencana sekaligus mengambil langkah penanganan darurat, termasuk pemberian bantuan logistik kepada para pemilik rumah yang roboh.

“Roboh itu karena bangunan yang memang sudah tua, pondasi sudah tua dan angin tadi malam yang kencang informasinya seperti itu. Sehingga, hari ini kami tugaskan tim ke lokasi kejadian. Kami juga akan memberikan batuan logistik kepada para korban,” ungkap Saminta, Kamis (5/11/2020).

Sementara itu, salah seorang pemilik rumah roboh, Kustinah, menceritakan, beberapa bagian rumahnya roboh terkena terjangan angin.

“Saat kejadian saya masih di depan TV. Angin sangat kencang sampai pintu belakang sempat kebuka. Selang beberapa menit bagian atap belakang rumah dan dinding kamar mandi roboh,” tutur Kustinah.

 

Penulis: Tim Komunikasi Publik Dinkominfo Kota Pekalongan
Editor: Tn/Diskominfo Jateng

 

Berita Terkait