LAKON RONGGENG TARLING PENTAS DI TMII

  • 08 May
  • dev_yandip prov jateng
  • No Comments

BREBES-Lakon Ronggeng Tarling yang dibesut para seniman muda di Brebes, Minggu (7/5) besok bakal pentas di Anjungan Jawa Tengah Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta. Pentas ini bakal disaksikan Bupati Brebes Hj Idza Priyanti SE, Forkopimda, Kepala OPD dan masyarakat Brebes yang berdomilisi di sekitar Depok Jakarta, Bogor, Tangerang dan Bekasi (Dejabotabek).

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Brebes Amin Budi Raharjo menjelaskan, pentas tahunan sebagai upaya menggali budaya Brebes sekaligus mensosialisasikannya ke khalayak Indonesia dan dunia.

“Masyarakat Dejabotabek, diharapkan bisa menikmati sekaligus mengapresiasi kebudayaan Brebes. Juga ada turis asing menyaksikannya,” ujarnya sebelum pemberangkatan TIM, di ruang kerjanya, Sabtu (6/5).

Amin menjelaskan, Kabupaten Brebes merupakan daerah yang memiliki keragaman ekologi budaya. Keragaman tersebut tercermin dari keterpengaruhan dengan budaya lainnya. Baik dari keragaman seni, adat dan tradisi. Karakteristik ini nampak dari warna budaya Brebes Selatan yang banyak dipengaruhi budaya Jawa Banyumasan serta Brebes Utara yang kaya dengan budaya Jawa Cerbonan.

Mengambil cerita ronggeng Pandansari kecamatan Paguyangan, gerak perpaduan seni pertunjukan ini berangkat dari nuansa suasana masyarakat Pandansari yang berada di ketinggian lebih dari 1000 meter permukaan laut. Dekat dengan kawasan perkebunan teh Kaligua, nuansa agraris tercipta dalam masyarakat Pandansari

Perkebunan teh Kaligua berdiri semenjak tahun1899 oleh Van John Pletnu & Co. Tahun 1900 dikelola oleh de Jong. Dalam upaya memordenisasikan mesin pabrik teh, de Jong membeli mesin ketel modern yang dikirim dari pelabuhan Cilacap menuju Kaligua. Dari Pagojengan ke Kaligua menempuh jarak 15 km, mesin ketel ditarik puluhan pekerja.

Untuk menghibur para pekerja, pihak pengusaha mendatangkan penari ronggeng dari Tinggarjaya Jatilawang. Peristiwa itu terjadi tahun1901dan perjalanan itu berlangsung 20 hari. Sejak itulah kesenian ronggeng Banyumasan dikenal hingga kini. Memiliki areal lahan 605, 80 ha, perkebunan Kaligua dikelola oleh PTP IX Perkebunan, menjadi khazanah budaya di Kabupaten Brebes.

Adopsi Naskah Moliere dan Tradisi

Berangkat dari tradisi ronggeng ini, lanjut Amin, kemasan cerita merujuk naskah drama satire Moliere Perancis yang disilangkan dengan tradisi Pandansari tersebut. Seorang penari ronggeng bernama Ningsih memadu asmara dengan Tarjo keluarga seniman tarling. Namun hubungan itu tidak direstui oleh masing-masing orang tua mereka. Jatuhlah sakit Ningsih. Sudah berbagai resep obat ia gunakan, tak ada yang memuaskan.

Hingga suatu ketika ia mendapatkan wangsit bahwa ada tabib dari Brebes Utara. Adakah ia berhasil menemukannya ? Apakah ia mengetahui sosok tabib yang diperolehnya dari wangsit mimpinya? Berhasilkan sang penari ronggeng berhasil disembuhkan oleh sang tabib ? “Semua itu bisa disaksikan pada pementasan di TMII, Minggu 7 Mei besok,” kata Amin.

Bergumul dengan seni tradisional, pertunjukan ini dikemas dengan kolaborasi teater modern dan seni pertunjukan ronggeng dengan tarling, menjadikan kemasan ini menarik untuk digelar. Aroma teater sampakan dan gemulai penari ronggeng mewarnai kisah ini.

Gawe Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Brebes ini hasil kerja bareng dengan Dewan Kesenian Daerah Brebes, melibatkan komunitas sanggar karawitan Langen Sari Krida Utama pimpinan Ki Rakim Hardono dengan teater Kembang SMA Negeri 1 Brebes.  (Wasdiun)

Berita Terkait