Lahan Terbatas, Kelompok Wanita Tani Pekalongan Kembangkan Hidroponik

  • 20 Jul
  • yandip prov jateng
  • No Comments

KOTA PEKALONGAN – Hidroponik menjadi alternatif untuk orang-orang yang ingin bercocok tanam, namun mempunyai lahan terbatas. Hal ini pula yang dipraktikkan oleh Kelompok Wanita Tani (KWT) Sinar Pagi, di Kelurahan Sokoduwet, Kecamatan Pekalongan Selatan, Kota pekalongan.

Jenis tanaman yang dikembangkan di antaranya, selada dan caisin yang dianggap lebih mudah perawatannya. Dengan masa tanam selama 24 hari, hasilnya sudah dapat dinikmati. Tidak hanya dikonsumsi oleh anggota KWT, tetapi juga dipasarkan di lingkungan sekitar.

“Alasan dipilihnya hidroponik karena mudah untuk dikembangkan dan dirawat bagi pemula seperti kami. Hasilnya kami jual per tanaman seharga Rp3.000 supaya uangnya berputar kembali,” papar Bendahara KWT Sinar Pagi, Sri Hardiati, saat ditemui di pekarangannya, Senin (20/7/2020).

Staf Bidang Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Pertanian Dan Pangan (Dinperpa) Kota Pekalongan, yang juga petugas penyuluh pertanian, Imam Prasetyo Jati mengungkapkan, saat melakukan pembinaan di KWT Sinar Pagi, dirinya mengarahkan untuk mengaplikasikan teknik hidroponik di kelompok tersebut, karena dirasa sesuai untuk para anggotanya di tengah kesibukan masing-masing.

“Jadi, mereka saya arahkan ke hidroponik supaya lebih mudah dan tidak butuh tempat yang luas. Selain itu, para ibu juga memiliki banyak kesibukan. Sehingga kalau untuk merawat polibag, terbatas waktunya,” ujar Imam

Kepala Seksi Konsumsi Penganekaragaman Pangan Dinperpa Kota Pekalongan Moh Karamani, saat ditemui di kantornya, Senin (20/7/2020), menerangkan, untuk saat ini Kota Pekalongan memiliki 26 KWT yang tersebar di seluruh wilayah kecamatan, dengan pesebaran terbanyak berada di wilayah Pekalongan Barat. Namun mengingat kondisi di beberapa tempat yang biasa terkena banjir rob, serta di tengah situasi pandemi Covid-19, sejumlah KWT tidak dapat berkegiatan.

Karmani menyampaikan, pihaknya telah berupaya memberikan pengarahan terkait pengelolaan tanaman pangan, yang dinilai mempunyai masa tanam yang cepat.

“Beberapa kelompok telah mempraktikkannya dengan menggunakan teknik hidroponik. Dibantu sembilan penyuluh pertanian dari Dinperpa, kami secara rutin melakukan pemantauan langsung kepada KWT,” jelasnya.

Karena kondisi pandemi ini, Dinperpa memfokuskan kepada 10 KWT, dengan harapan dapat bertahan dan berkembang secara maksimal.

Penulis : Tim Komunikasi Publik Dinkominfo Kota Pekalongan
Editor : dnk/Diskominfo Jateng

Berita Terkait