LAHAN PERTANIAN BANJARNEGARA POTENSIAL UNTUK PENGEMBANGAN MINAPADI

  • 29 Aug
  • dev_yandip prov jateng
  • No Comments

BANJARNEGARA- Kabupaten Banjarnegara sangat potensial untuk pengembangan budidaya perikanan melalui pola tanam model minapadi. Terdapat kurang lebih 1000 hektar lahan sawah yang bisa di fungsikan juga sebagai lahan minapadi. Namun hingga saat ini baru sekitar 156 hektar lahan yang digunakahan untuk pengembangan budidaya ikan yang memanfaatkan genangan air sawah yang tengah ditanami padi sebagai kolam untuk budidaya ikan air tawar tersebut.

 “Tahun ini kita mendapatkan bantuan dari KKP sebanyak 45 hektar yang terbagi di 9 paket, dimana paket bantuan masing masing seluas 5 hektar, selain di Desa Kertayasa, paket Bantuan di sebar di wilayah Rajapurbawa (yaitu Rakit, Mandiraja, Purwanegara, Bawang dan Wanadadi)  ,” kata Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan Singgih Haryono.saat melakukan panen perdana ikan Nila dilahan minapadi bantuan dari Kementerian Perikanan dan Kelautan (KKP) di Desa Kertayasa Kecamatan Mandiraja  kemarin.

 Lebih lanjut Singgih berharap ada peningkatan yang signifikan dari teknik bertani dengan cara minapadi, pasalnya, minapadi digadang mampu meningkatkan produksi perikanan dan produktivitas lahan pertanian sehingga pada akhirnya akan mendongkrak pendapatan para pembudidaya ikan.

Minapadi, sambung Singgih merupakan salah satu teknik budidaya ikan yang dilakukan di sawah baik melalui pola penyelang, tumpang sari maupun palawija yang dikenal dengan Gerakan Sejuta Hektar Minapadi (Gentanadi).

“Sistem pengelolaan budi daya ikan air tawar di lahan sawah pertanian padi atau biasa dikenal dengan istilah minapadi di Banjarnegara terus digenjot. Apalagi hingga saat ini, model minapadi masih belum banyak diminati,” lanjutnya.

Bupati Banjarnegara Budhi sarwono pada kesempatan tersebut mengatakan, minapadi sangat potensial dikembangkan di Banjarnegara karena ketersediaan air yang melimpah. Selain itu, minapadi memenuhi permintaan ikan sebagai produk pangan sumber protein bagi masyarakat di pedesaan yang letaknya jauh dari laut.

Pada sistem minapadi biasanya ditebar benih ikan seperti mas, nila, dan gurame untuk menambah penghasilan masyarakat.

Dengan teknologi minapadi, petani bisa memelihara berbagai jenis ikan air tawar di lahan sawah irigasi, ikan yang bisa dibudidayakan, yaitu nila dan lele.

Lebih lanjut Budhi menuturkan, dengan menggunakan model minapadi, petani akan memperoleh banyak keuntungan.  Antara lain tidak perlu penyiangan gulma, serangan hama dan penyakit berkurang. Hal ini karena telur hama sebelum menetas sudah dimakan ikan, sehingga tidak sempat berkembang. Hama tikus juga tidak masuk ke lahan padi karena ada genangan .

Sementara Direktur Jenderal Perikanan Budidaya KKP Slamet Soebjakto yang hadir saat panen ikan  mengatakan, Tahun 2017 Kementerian Perikanan dan Kelautan memberikan alokasi bantuan sebesar Rp. 1.407.543.660 untuk pengembangan budidaya perikanan di Banjarnegara.

Bantuan tersebut digunakan untuk pengembangan minapadi seluas 45 hektar yang terbagi di sembilan paket. Selain itu bantuan juga digunakan untuk  Bantuan 2 paket Bioflock masing-masing  senilai  Rp. 200 juta bagi dua pesantren. Bantuan lainnya berupa satu paket Pakan Mandiri senilai Rp. 100 juta serta  6 paket bantuan sarana produksi  senilai Rp. 55 juta per paket .

Salmet menambahkan, banyak Keunggulan dari budidaya minapadi, diataranya ikan lebih tahan terhadap penyakit, padi yang ditanam juga relatif lebih aman dari serangan hama wereng dan hama yang lainnya. Selain itu Penggunaan pupuk anorganik juga akan berkuang, , karena kotorannya ikan bisa digunakan untuk pupuk,.

“Sekarang harga ikan nila berkisar antara 24 ribu rupiah perkilo, dengan minapadi maka penghasilan petani akan berlipat, karena  selain dari hasil panen padi, ikan bisa dijual untuk meningkatkan pendapatan petani,masyarakat,” katanya. (dinkominfo_banjarnegara).

Berita Terkait