Portal Berita
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah
Kolaborasi Lintas Sektor dan Wilayah, Kunci Pengelolaan Geopark Nasional Dieng
- 21 May
- Yandip Prov Jateng (1)
- No Comments

WONOSOBO – Kolaborasi lintas sektor dan wilayah, baik dengan kabupaten terdekat maupun pemerintah pusat menjadi kunci penelolaan Kawasan Dataran Tinggi Dieng. Terlebih kawasan tersebut telah ditetapkan sebagai Geopark Nasional oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Republik Indonesia.
Bupati Wonosobo, Afif Nurhidayat, menuturkan, predikat Dieng sebagai Geopark Nasional harus disikapi sebagai bentuk tanggung jawab, bagi pemerintah untuk merawat dan melestarikan kekayaan alam dan budaya Dieng.
“Untuk menjaga dan melestarikan kawasan ini, dibutuhkan sinergi kebijakan, anggaran, dan pemikiran strategis dari pemerintah pusat, dalam mendukung pengembangan Dieng sebagai destinasi berkelanjutan,” ujar Afif.
Dijelaskan, status Dieng sebagai Geopark Nasional ditetapkan dalam Keputasn Menteri ESDM RI Nomor
172.K/GL.01/MEM.G/2025 tanggal 7 Mei 2025. Geopark Nasional Dieng mencakup 40 situs warisan yang tersebar di wilayah Kabupaten Wonosobo dan Banjarnegara, terdiri dari 23 situs geologi, 8 situs keanekaragaman hayati, dan 9 situs kebudayaan.
“Alhamdulillah mendapat respon positif dari pemerintah pusat, sehingga (Dieng) resmi ditetapkan menjadi Geopark Nasional. Tentunya ini akan memacu kinerja kita dalam memajukan Dieng lewat kolaborasi antara Pemkab Wonosobo, Pemkab Banjarnegara, dan pemerintah pusat,” ujar Afif saat ditemui di kantornya, Senin (19/5/2025).
Menurutnya, kawasan Dieng dikenal sebagai kawasan vulkanik aktif dengan lanskap yang menyimpan banyak keajaiban geologi. Setiap geosite memiliki karakteristik khas, seperti kawah aktif, danau vulkanik, serta struktur bebatuan purba yang menjadi objek studi ilmiah dan daya tarik wisata edukatif.
Selain geologi, ujar Afif, Dieng juga kaya akan biodiversitas khas dataran tinggi. Keanekaragaman flora dan fauna di kawasan ini memperkuat peran geopark sebagai ekosistem yang harus dijaga keberlanjutannya, baik melalui konservasi alam, maupun budidaya berkelanjutan oleh masyarakat.
Tak sebatas itu, imbuhnya, budaya Dieng juga menjadi denyut kehidupan masyarakat setempat yang telah berlangsung sejak ribuan tahun lalu. Tradisi seperti Ruwatan Rambut Gimbal tidak hanya menjadi daya tarik wisata, tetapi juga menyimpan nilai-nilai spiritual dan kearifan lokal yang telah diwariskan lintas generasi.
“Geopark Nasional Dieng tidak hanya menjadi pengakuan atas kekayaan geologi, biodiversitas, dan budaya, tetapi juga menjadi peluang strategis untuk memperkuat ekonomi lokal, melalui pengembangan destinasi edukatif dan konservatif, seperti Kebun Teh Tambi, PLTP Geo Dipa Energi, serta sektor pertanian, dan UMKM khas pegunungan,” pungkasnya.
Penulis: Sofianto, Kontributor Wonosobo
Editor: Tn/Ul, Diskominfo Jateng