KIAI SUBKHAN: PEMIMPIN DZOLIM 100 TAHUN LEBIH BAIK KETIMBANG PERANG SEHARI

  • 15 Mar
  • yandip prov jateng
  • No Comments

BREBES – Rais Suriyah PBNU KH Subkhan Makmun menandaskan, pemimpin yang dzolim 100 tahun masih lebih baik ketimbang perang sehari. Dalam artian nilai perdamaian sangat mulia dan mahal harganya. Untuk itu, jagalah nilai-nilai perdamaian dunia jangan sampai terjadi perang baik dalam skala kecil maupun besar. Perang telah memporakporandakan kehidupan yang berakibat fatal dan membutuhkan perbaikan hingga lebih dari seratus tahun.

“Jangan lagi lagi mengobarkan kebencian, yang menyulutkan perang dengan berita berita hoaks, finah dan adu domba,” kata Kiai Subkhan saat menyampaikan tausiyah pada peresmian Gedung Bedah Central RSUD Brebes, Rabu (14/3).

Pengasuh Pesantren Assalafiyah Luwungragi Brebes ini tidak habis pikir dengan kelompok kelompok yang mengatasnamakan Islam tetapi selalu mengobarkan perang. Padahal Islam itu agama perdamaian, keselamatan dan rahmatan lil alamin.

Indonesia Islamnya santun, kata Kiai Subkhan, masa mau diacak-acak dengan paham-paham kekerasan. Ketahuilah bahwa setiap kebaikan adalah nikmat, dan meraih kebaikan di akherat jauh lebih utama.

Disiplin dalam bekerja, merupakan kebaikan di mata pimpinan maupun dihadapan Yang Maha Kuasa. Tidak disiplin dalam bekerja, sama halnya tergolong kelompok orang yang tidak saleh. Jangan berpikiran untuk diri sendiri saja dengan perbuatan yang menguntungkan diri sendiri. Tetapi bekerjalah sesuai aturan, tanamlah kebaikan-kebaikan maka akan dipetik hasil positif hingga sampai anak cucu.

“Tanamlah kebaikan-kebaikan, jangan berpikir untuk pribadi sendiri tetapi untuk kemaslahatan umat manusia hingga anak-cucu mendatang,” ajaknya.

Seperti pembangunan Rumah Sakit ini, lanjutnya, tentu tidak hanya untuk masa sekarang saja. Tetapi membangun kebaikan untuk meningkatkan kualitas derajat kesehatan masyarakat Brebes hingga masa mendatang.

Sepakat, kalau kebodohan ibarat api yang merobek robek kehidupan sedangkan Ilmu laksana air yang merubah kehidupan. Maka dengan ilmu, akan bertindak selalu mendamaikan, adem, ramah. Tanda tanda tenaga medis yang berilmu maka bila ketemu pasien akan menyapa dengan salam dan mengembangkan senyum, tidak judes, apalagi jutek, galak.

Sesungguhnya, di rumah sakit juga banyak sekali bertebaran dzikir dan doa-doa dari seluruh keluarga dan handai taulan yang mengunjungi rumah sakit. Dengan kesadaran akan keterbatasan manusia, maka manusia makin dekat dengan Allah, sesama, dan alam sekitar.

“Semoga, masyarakat Brebes bisa saling harga menghargai, tolong menolong, saling pengertian, keterbukaan dan keterpaduan,” pungkasnya. (wasdiun)

Berita Terkait