Kenalkan Olahraga Tradisional pada Generasi Milenial

  • 07 Oct
  • yandip prov jateng
  • No Comments

SALATIGA – Saat ini keberadaan olahraga tradisional mulai tergerus di tengah gempuran permainan modern dan digital. Tak banyak anak muda yang kenal dengan tradisional, seperti egrang, terompah panjang, gagongan, tarik tambang, hadang/gobak sodor, dan lainnya.

Untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman terhadap olahraga tradisional, Dinas Kepemudaan dan Olahraga (Dispora) Kota Salatiga menggelar Workshop Penggerak Olahraga Tradisional. Kegiatan itu dilaksanakan di Aula SMPN 2 Salatiga, Selasa (6/10/2020).

Wali Kota Salatiga, Yuliyanto mengatakan, kegiatan tersebut penting diadakan guna meningkatkan kualitas dan kompetensi sumberdaya manusia, terutama guru olahraga. Diakui, saat ini olahraga tradisional sudah mulai jarang dilakukan bahkan mulai menghilang.

Workshop seperti ini saya rasa penting sekali. Tidak hanya kualitas personel gurunya yang akan bertambah. Namun pengetahuan dan wawasan mengenai olahraga tradisional bisa lebih dikenalkan nantinya,” kata Yuliyanto.

Menurutnya, kota pendidikan dan olahraga yang disandang Salatiga tidak slogan semata. Akan tetapi dapat diwujudkan bersama di dalam masyarakat.

“Jangan sampai olahraga tradisional tinggal kenangan, kita harus memberikan hal tersebut ke anak muda mulai dari sekarang. Semoga ke depan juga akan membawa prestasi bagi Kota Salatiga,” jelasnya.

Yuliyanto mengakui sosialisasi mengenai permainan/olahraga tradisional ini bukannya tanpa tantangan. Kendala yang ada justru harus bisa diselesaikan dengan pemahaman yang baik.

“Mari bersama-sama menggerakkan dan menyakinkan masyarakat, khususnya kaum milenial, untuk menyukai olahraga tradisional tersebut,” pungkas Yuliyanto.

Kepala Dispora Salatiga, Muh Nasiruddin mengatakan, kegiatan workshop penggerak olahraga tradisional dilakukan untuk menanamkan nilai budaya dari permainan tradisional, dan memperkenalkan kembali olahraga tradisional yang mulai menghilang.

“Eksistensi permainan/olahraga tradisional perlu ditingkatkan, karena saat ini kebanyakan sudah mulai lupa dan bahkan tidak mengenalinya,” ucapnya.

Nasiruddin menjelaskan. kegiatan itu dilaksanakan selama dua hari dengan diikuti 30 peserta. Mereka terdiri dari 12 orang guru PJOK SD/MI, 10 orang guru SMP/MTS, dan delapan orang masyarakat umum.

Penulis : Rudy
Editor: WH/Diskominfo Jtg

Berita Terkait