KEMKOMINFO SURVEI POTENSI KEBUTUHAN DAN KETERSEDIAAN TELEKOMUNIKASI PITALEBAR DI KUDUS

  • 10 Apr
  • yandip prov jateng
  • No Comments

KUDUS-Kemkominfo mendorong kestabilan dan kecepatan internet di Kudus dengan menggunakan pitalebar atau fixed broadband. Untuk itu, Ditjen PPI (Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Pos dan Informatika) Kemkominfo melakukan survei potensi kebutuhan dan ketersediaan telekomunikasi pitalebar di Kudus. Hal ini disampaikan perwakilan Ditjen PPI Kemkominfo saat berdiskusi dengan beberapa dinas terkait pada Jum’at (6/4) di Ruang Rapat Dinas Kominfo Kudus.
Moch Zaenudin dari Ditjen PPI Kemkominfo menyatakan bahwa hal ini merupakan salah satu perwujudan Nawa Cita Jokowi,di bidang TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) untuk kegiatan konektivitas nasional. Dalam Perpres yang mengatur tentang RPI (Rencana Pitalebar Indonesia) terdapat dua target. “Yakni target pembangunan infrastruktur untuk edukasi, dan pendidikan, juga target pita lebar berkaitan dengan tarif layanan internet,” ujarnya.
Zaenudin menyampaikan ingin memotret seperti apa pemanfaatan fiber optik di Kudus. Karena selama ini, pemanfaatan fiber optik di daerah lain belum maksimal. “Kami selama ini berusaha membangun komunikasi produktif dengan pemerintah daerah maupun operator terkait penggunaan fiber optik,” ujarnya. Untuk pemerintah daerah, Ditjen PPI berupaya mendorong pemanfaatan akses internet pitalebar untuk pembangunan ekonomi seperti pemilik UMKM. Untuk operator, Ditjen PPI sebagai fasilitator para operator untuk berinvestasi karena ada potensi yang bisa menguntungkan di suatu kota/desa. Sehingga, mendorong kompetisi antar operator.
Mengenai kestabilan internet, Eko Wibowo, Kasi Teknologi informasi & persandian pada Dinas Kominfo Kudus mengaku setuju jika koneksi fiber optik lebih stabil. E-government di Kudus selama ini sudah berjalan hingga ke desa-desa. Sementara, saat ini fiber optik baru menjangkau ibukota kecamatan saja. Dinas Kominfo Kudus saat ini menggunakan koneksi wireless ke desa-desa. “Namun, karena semakin banyak konten dan pengguna, kami menjadi kewalahan,” ungkap Eko. Sehingga, pitalebar memang sangat dibutuhkan. Tapi, sampai saat ini realisasi tersebut masih belum tewujud karena belum menemui kesepakatan dengan operator terkait.
Eko juga mengungkapkan bahwa sektor UMKM Kudus maju pesat. Pemasaran produknya sudah memakai aplikasi online. Kudus pun menyediakan e-commerce dan lamanĀ pasarku.kuduskab.go.id. Namun, keberadaan mereka memang lebih banyak di desa dan dengan konsep home industry. “Mereka sangat nyaman menggunakan mobile internet, karena untuk menggunakan modem saja mereka masih merasa kemahalan,” ujar Eko.
Diskusi diteruskan dengan membahas produk unggulan Kudus dan smart city dan smart village yang sudah ada di Kudus. Kepala Dinas Kominfo Kabupaten Kudus, Drs. Kholid, MM yang menerima rombongan menyatakan bahwa diskusi dengan Kemkominfo tak hanya berhenti sampai di sini. “Masih banyak hal yang belum tuntas dari diskusi ini, sehingga kami siap untuk komunikasi lebih lanjut,” ujarnya. Tak hanya Dinas Kominfo Kudus, perwakilan Dinas Perdagangan, Dinas PMD, Dinas Tenaga Kerja, Perindustrian, Koperasi dan UMKM, serta Bappeda Kudus ikut memaparkan kondisi Kudus dalam diskusi dengan Ditjen PPI Kemkominfo.

Berita Terkait