Kembali ke Meja Makan, Kuatkan Komunikasi Keluarga

  • 24 Jun
  • yandip prov jateng
  • No Comments

JEPARA –Pemerintah Provinsi Jawa Tengah terus berupaya melindungi dan memperjuangkan hak-hak anak. Salah satunya, dengan meluncurkan program Kembali ke Meja Makan.

Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Provinsi Jawa Tengah, Retno Sudewi menyampaikan, program Kembali ke Meja Makan diluncurkan untuk mempererat komunikasi keluarga tanpa gangguan gawai. Sebab, menurutnya, keluarga memiliki peran yang sangat penting dalam perlindungan anak.

“Sekarang sudah mulai ada peran ayah dalam keluarga. Gerakan Pria Peduli Perempuan dan Anak (Garpu Perak) juga telah berjalan,” jelasnya, pada dialog interaktif Bincang Penak di LPPL Radio Kartini 94,2 FM Jepara, Sabtu (22/6/2024).

Disampaikan, data menunjukkan kasus kekerasan anak meningkat dari 1.224 pada 2022 menjadi 1.327 pada 2023. Hampir 50 persen kasus adalah kekerasan seksual. Kenaikan itu terjadi karena masyarakat semakin berani melaporkan kejadian tersebut.

“Sosialisasi terus digalakkan dari keluarga, orang tua, hingga anak-anak. Pelayanan aduan juga semakin dikenal masyarakat,” ujarnya.

Di sisi lain, Retno juga menyebut angka kasus perkawinan anak yang kini menurun, meski jumlahnya masih tergolong tinggi. Menurutnya, perkawinan anak berdampak luas pada kesehatan dan pendidikan anak. Program Jo Kawin Bocah menjadi salah satu upaya pencegahannya. Diketahui bahwa undang-undang perkawinan yang baru menetapkan usia minimum 19 tahun bagi laki-laki dan perempuan.

“Kami harus menggerakkan kampanye masif untuk menghindari perkawinan anak,” katanya.

Pimpinan UNICEF wilayah Jawa, Arie Rukmantara mendukung program Kembali ke Meja Makan. Menurutnya, langkah tersebut mampu mengurangi risiko kekerasan daring (online).

“Tahun ini, kami mengampanyekan anak-anak sehat, semua anak sekolah, dan pencegahan kekerasan anak,” ujarnya.

Pelaksana Harian (Plh) Kepala DP3AP2KB Kabupaten Jepara, Hadi Sarwoko menyampaikan, jika Jepara juga memiliki Forum Anak Jepara (Fajar) yang berkolaborasi dengan komunitas generasi berencana (Genre). Selain itu, juga program Sekolah Siaga Kependudukan yang menjadi unggulan, dengan kegiatan grebek sekolah di tingkat SMP dan SMA.

“Kami melibatkan anak-anak dari Fajar dan Genre untuk memberikan edukasi dan motivasi. Harapannya, dapat meniadakan kekerasan anak dan mencegah perkawinan dini,” kata Hadi.

Ketua Forum Anak Jawa Tengah, Dandi Resando menyatakan, pihaknya berkolaborasi dengan berbagai pihak. Program kerja Forum Anak Jateng, seperti Poling Anak Jawa Tengah (Polah), turut menyosialisasikan isu pneumonia dan diare.

“Kami susun suara anak dari penjaringan di kabupaten dan kota. Kerja sama menjadi kunci peran keberlanjutan,” katanya.

Penulis: Diskominfo Jepara/AP
Editor: Di/Ul, Diskominfo Jateng

Berita Terkait