KATAJAGA KECAMATAN GUNUNGPATI

  • 22 Mar
  • dev_yandip prov jateng
  • No Comments

Pentingnya keberadaan jamban keluarga dalam rangka pemenuhan kualitas kesehatan masyarakat menjadi perhatian serius Pemkot Semarang untuk menanganinya. Hal ini ditunjukkan melalui peresmian kecamatan Open Defecation Free (ODF) di Kelurahan Plalangan, Kecamatan Gunungpati didukung Yayasan Wahana Bakti Sejahtera Minggu pagi (19/3).

Open Defecation Free sendiri adalah program yang di inisiasi Yayasan Wahana Bakti Sejahtera pimpinan dr. Budi Laksono dalam pengentasan tidak buang air besar di sembarangan. Yayasan tersebut berkeinginan membangun kampung/ kelurahan total jamban keluarga dimana setiap keluarga yang belum mempunyai jamban di stimulasi dan didukung agar memiliki jamban.

Total ada 1.649 jamban yang di bantu oleh yayasan tersebut untuk warga Plalangan. Yang menarik Gunungpati menjadi pioner kecamatan di Indonesia  yang KATAJAGA (Kelurahan Total Jamban Keluarga) berbasis gotong royong masyarakat mulai dari dananya sampai dengan pembangunan jamban.

Dengan peresmian ini Gunungpati merupakan kecamatan ke kempat yang termasuk dalam KATAJAGA di Semarang. Sebelumnya Kecamatan Tembalang, Banyumanik, dan Ngaliyan sudah dibentuk KATAJAGA dengan menggunakan bantuan sosial Pemerintah Kota Semarang tahun 2015.

Walikota Hendrar Prihadi dalam sambutanya mengapresiasi atas inisiatif yang dilakukan Yayasan Wahana Bakti Sejahtera bersama pihak swasta Rotery club, PLN, Universitas Grissith Australia dalam mewujudkan KATAJAGA (Keluruhan Total Jamban Keluarga). “Dengan adanya ini kesehatan warga semarang dapat menjadi lebih bagus dibandingkan sebelumnya. Karena kotoran sudah ada tempat tersendiri untuk dibuang. Dan ini juga merupakan contoh perilaku hidup yang sehat yang sedang digalakkan Pemerintah Kota Semarang” tutur Walikota.

Lanjut Hendi sapaan akrab Walikota Semarang, pihaknya melalui Dinas Kesehatan dan OPD terkait melakukan berbagai upaya-upaya dalam bidang kesehatan, khususnya pemenuhan kebutuhan sanitasi dasar dengan membangun sarana sanitasi komunal yang meliputi sarana MCK komunal, saluran pembawa air limbah dan instalasi pengolahan air limbah (IPAL) melalui program yang namanya Urban Sanitation and Rural Infrastructure (USRI) di 175 lokasi kelurahan.

Sementara ketua penyelenggara, dr. Budi Laksono dalam laporan menyampaikan tujuan program jambanisasi keluarga adalah memutus mata rantai penyakit menular usus seperti tipes, disentri, polio, hepatitis A, cacingan yang saat ini masih menjadi penyebab nomor satu orang masuk rumah sakit di Indonesia, khususnya  di Semarang .

Budi berkeinginan bila program ini sudah berhasil dikembangkan di Semarang, pihaknya bersama pihak swasta akan memberikan stimulus bantuan pembangunan jamban bagi keluarga indonesia yang belum memiliki jamban yang diperkirakan jumlahnya sekitar 24 juta. “

Dengan pembangunan sejuta jamban tahun 2017 ini, maka tahun 2018 diharap 15 juta jamban akan dibangun di seluruh Indonesia dan tahun 2019 sudah selesai” urai Budi.

 

Berita Terkait