Kasus Tengkes di Kabupaten Semarang Terus Menurun

  • 22 Feb
  • yandip prov jateng
  • No Comments

UNGARAN – Untuk mempercepat penurunan angka tengkes (stunting) di Kabupaten Semarang, para pengusaha diajak untuk berpartisipasi mendukung perbaikan gizi balita tengkes.

Hal itu ditegaskan Bupati Semarang Ngesti Nugraha saat membuka rembug stunting di pendapa rumah dinasnya, Selasa (21/2/2023). Menurutnya, semua pihak harus terus bekerja sama dengan OPD terkait, untuk memperkuat jalinan kerja sama menurunkan angka stunting di Kabupaten Semarang.

“Pemkab terus berupaya menurunkan angka stunting. Perlu percepatan agar tercapai zero kasus. Di sinilah peran penting corporate social responsibility atau CSR perusahaan yang ada,” tegasnya.

Disampaikan, pada 2022, angka kasus stunting Kabupaten Semarang turun dari 3.900-an kasus menjadi sekitar 3.284 atau berkurang sekitar 600-an kasus.

Bupati mencontohkan, penanganan tengkes di Desa Kebonagung Sumowono yang sangat efektif. Hal itu tercapai karena kerja sama yang erat diantara pemangku kepentingan terkait.

Senada, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Kabupaten Semarang Dewi Pramuningsih menyampaikan, integrasi pelaksanaan intervensi antarinstansi diperlukan, agar berhasil guna.

Berdasarkan data di DP3AKB, lanjut Dewi, jumlah balita tengkes pada 2021 tercatat 3.930 anak atau 5,49 persen, dari total jumlah balita 71.545 anak. Setahun kemudian, angka kasus berubah menjadi 3.284 atau 4,61 persen dari total 71.291 anak balita.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Semarang Dwi Syaiful Noor Hidayat menjelaskan, pihaknya telah memberikan tablet tambah darah untuk 42.940 sasaran.

“Jumlah itu telah tercapai seratus persen,” ujarnya.

Selain itu, imbuhnya, juga diberikan makanan tambahan untuk ibu hamil yang kurang energi kronik dan bayi kurang gizi. Kampanye pencegahan stunting juga gencar dilakukan di 19 kecamatan.

Penulis: Junaedi, Diskominfo Kab Semarang
Editor: Di, Diskominfo Jateng

Berita Terkait