Kampung Tangguh Podosugih 6 Besar Lomba Jogo Tonggo Tingkat Jateng

  • 06 Nov
  • yandip prov jateng
  • No Comments

KOTA PEKALONGAN – Kampung Tangguh Nusantara Kelurahan Podosugih, Kecamatan Pekalongan Barat, Kota Pekalongan berhasil masuk dalam nominasi enam besar Lomba Satgas Jogo Tonggo Desa dan Kelurahan tingkat Provinsi Jawa Tengah, setelah bersaing dengan 30 perwakilan dari kabupaten lain.

Kampung tersebut dinilai berhasil dalam menerapkan program-program penanggulangan Covid-19. Salah satunya menyiapkan sarana dan prasarana pendukung, seperti dapur umum, sarana kesehatan, hingga rumah isolasi.

“Ada lima bidang yang dinilai dalam program penanggulangan Covid-19, yakni bidang kesehatan, ekonomi, keamanan dan sosial, hiburan, serta inovasi,” kata Kepala Bidang Penataan Desa Dispermadesdukcapil Jateng, Joko Sulistyono, saat melakukan verifikasi lapangan di kampung tangguh RW 9 Kelurahan Podosugih, Kecamatan Pekalongan Barat, Kota Pekalongan, Kamis (5/11/2020).

Joko menjelaskan, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah melalui Dispermadesdukcapil, menginisiasi Lomba Satgas Jogo Tonggo untuk mengetahui perkembangan desa/kelurahan dalam penanganan akibat Covid-19. Sekaligus memberdayakan masyarakat yang siap bergotong-royong menerapkan disiplin protokol kesehatan (prokes) di era adaptasi kebiasaan baru, sebagai upaya menekan angka kasus Covid-19 di Jawa Tengah.

“Kami mengucapkan terima kasih kepada warga Kelurahan Podosugih yang telah berperan aktif mengembangkan Jogo Tonggo. Dan selamat karena RW 09 Kelurahan Podosugih, telah masuk dalam salah satu nominasi pelaksana terbaik Jogo Tonggo di Provinsi Jawa Tengah,” jelas Joko.

Ia menyampaikan, pihaknya melakukan verifikasi langsung ke lapangan, setelah sebelumnya peserta mengirimkan pelaksanaan program Jogo Tonggo melalui dokumentasi tertulis maupun audio visual.

“Selanjutnya, kami akan menyusun peringkat dengan melihat kondisi sebenarnya di lapangan. Penilaian akan dilakukan oleh anggota tim sesuai dengan bidang masing-masing,” paparnya.

Menurut Joko, peran masyarakat diperlukan secara aktif dalam menghadapi pandemi Covid-19 yang belum berakhir ini, seperti yang digagas oleh Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo melalui program Satgas Jogo Tonggo.

“Dengan adanya lomba ini, masyarakat dari berbagai kelompok termasuk disabilitas dapat berpartisipasi aktif dalam pembangunan, serta dapat menikmati pelayanan publik yang adil dan berkualitas, disesuaikan dengan prokes dalam penyebaran dan penanggulangan Covid-19,” tutur Joko.

Wali Kota Pekalongan, HM Saelany Machfudz menyampaikan, apresiasi dan rasa syukur atas keberhasilan Kampung Tangguh RW 09 Kelurahan Podosugih, yang mewakili Kota Pekalongan masuk dalam enam besar Lomba Satgas Jogo Tonggo Desa dan Kelurahan tingkat Provinsi Jawa Tengah.

Menurutnya, warga RW 09 Kelurahan Podosugih sangat peduli terhadap tetangga dan lingkungan, serta kompak dalam upaya penanganan dampak pandemi ini. Mereka telah melaksanakan kegiatan sosialisasi, penyemprotan rumah, olahraga bersama, juga total menerapkan adaptasi kebiasaan baru dengan memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak.

“Dan yang paling penting adalah saling membantu kebutuhan warga yang terkena Covid-19, berupa pemberian bantuan makanan dan lain-lain. Rupanya, RW 09 Kelurahan Podosugih ini juga telah memiliki akun aplikasi Jogo Tonggo yang dapat diakses warga setiap hari,” terang Saelany.

Ia menegaskan, keikutsertaan dalam lomba ini, tidak semata-mata difokuskan meraih juara. Yang lebih utama, bagaimana program pencegahan Covid-19 yang telah dijalankan selama ini betul-betul berhasil.

“Sebelum ada himbauan Satgas Jogo Tonggo, di RW 09 Kelurahan Podosugih ini telah membentuk Kampung Tangguh Nusantara yang bertujuan untuk mempercepat penanganan dampak pandemi Covid-19. Semoga program-program pencegahan Covid-19 melalui Jogo Tonggo ini, betul-betul dilaksanakan secara baik serta hasilnya dapat dirasakan oleh masyarakat itu sendiri,” tandasnya.

Ketua Satgas Jogo Tonggo Kelurahan Podosugih, Arif menyampaikan, pelaksanaan program Jogo Tonggo yang dicetuskan Gubernur Jawa Tengah mancakup dua hal, yaitu jaring pengaman sosial dan keamanan, serta jaring ekonomi.

“Jaring pengaman sosial dan keamanan meliputi sosialisasi, pendataan, dan pemantauan warga. Sedangkan jaring pengamanan ekonomi untuk memastikan tidak ada satu pun warga yang kelaparan selama wabah, dan mengusahakan kegiatan ekonomi warga berjalan dengan baik pascawabah,” paparnya.

Arif mengungkapkan, pihaknya dari awal membangun kesadaran bahwa terkena Covid-19 bukan aib. Covid-19 adalah penyakit yang dapat disembuhkan, tetapi juga tidak boleh diabaikan.

“Warga kami tidak ada yang sampai mengucilkan pasien dan keluarga. Justru kami saling gotong royong membantu kebutuhan mereka. Apabila ada warga yang terpapar harus dibantu bukan dijauhi. Dengan demikian, jika masyarakat bergotong-royong, penyebaran virus dapat diantisipasi lebih dini, penanganannya juga lebih cepat dan tepat sasaran,” tegas Arif.

Dalam pelaksanaan Jogo Tonggo, ada beberapa kegiatan di dalamnya yang memberdayakan masyarakat setempat untuk saling bahu-membahu, menolong tetangganya jika ada yang terpapar, maupun saling mengingatkan untuk tetap disiplin menjalankan protokol kesehatan.

“Jogo Tonggo ini terbagi dalam empat bidang yaitu, kesehatan, ekonomi, sosial dan keamanan, serta hiburan. Bidang ekonomi misalnya, harus dapat memastikan tidak ada satupun warga yang kelaparan selama wabah, dan mengusahakan kegiatan ekonomi berjalan dengan baik pasca wabah ini. Dengan gerakan tersebut, diharapkan setiap warga selalu menengok kanan dan kiri. Kemudian jika ada yang kesusahan, segera lapor RW untuk dicarikan solusi secara bersama-sama,” tandasnya.

Penulis : Tim Komunikasi Publik Dinkominfo Kota Pekalongan
Editor : dnk/ul Diskominfo Jateng

 

Berita Terkait