JAMAAH HAJI HARUS BISA WARNAI LINGKUNGAN MENJADI SEMAKIN BAIK

  • 29 Oct
  • dev_yandip prov jateng
  • No Comments

CILACAP- Kalau setiap tahun ada 1.000 orang calon jamaah Cilacap ke tanah suci, maka 10 tahun kemudian jumlahnya mencapai 10.000 jamaah haji di Cilacap. Pertanyaannya, dengan jumlah jamaah haji yang begitu banyak, apakah para jamaah haji bisa memberikan pewarnaan terhadap lingkungannya untuk menjadikan semakin baik.

Hal tersebut dikemukakan Ustadz KH. Mohamad Sholeh Hasan, Pengasuh Pendok Pesantren Hurriyatul Ummah Jatinangor Bandung, saat memberikan tauziyah pada silaturahim jamaah haji Kabupaten Cilacap tahun 1438 H, di pendopo Wijayakusuma Cilacap, Jumat (29/09) pagi.

Silaturahim haji dihadiri Bupati Cilacap Tatto Suwarto Pamuji, Wakil Bupati Akhmad Edi Susanto, Sekretaris Daerah Drs. Farid Maruf, Kepala Kantor Kementerian Agama, Jamun Effendi, para Kepala SKPD dan undangan lain.

Lebih lanjut Ustadz M. Sholeh Hasan mengemukakan, ketika para jamaah berangkat ke tanah suci,  tentunya dengan membawa segala dosa, kekhilafan dan segala kotoran dalam hidupnya. Mestinya, sepulang dari tanah suci, semua dosa, kekhilafan dan kotoran akan hilang bersamaan dengan diperolehnya predikat haji mabrur.

Kalau seorang haji sepulang dari tanah suci, tidak kunjung ada perbaikan terhadap sikap hidup, tutur kata dan tingkah lakunya dalam kehidupan sehari-hari, maka hajinya patut dipertanyakan, ujar ustadz Sholeh Hasan.

Kepala Bagian Kesra Setda Cilacap, Sadmoko Danardono dalam laporanya mengatakan, jamaah haji Kabupaten Cilacap tahun 1438 H yang berangkat ke tanah suci sebanyak 1.020 orang. Dari jumlah tersebut, yang kembali ke tanah air sejumlah 1.015 orang. Selisih jumlah yang pulang tersebut dikarenakan dua orang meninggal dunia yakni atas nama Lamin Bin Dipayasa Wangsadiwirya, jamaah kloter 45 alamat jalan Pemuda Nomor 5 desa Dondong Kecamatan Kesugihan dan Nasiman Muhammd Yusuf bin Mohamad Sahlan jamaah kloter 46 alamat Jalan Pucang Keluruhan Gumilir Cilacap Utara.

Sedang tiga orang lain belum bisa dipulangkan ke tanah air, karena dalam kondisi sakit. Mereka adalah Muhammad Zuhri Bin Abu Ngamar Singareja Kloter 45 alamat desa Gandrungmanis Kecamatan Gandrungmangu, Painah binti Mad Ngali Dipolaksana kloter 45, alamat jalan Merak desa Mrenek Maos, dan Muktalim bin Abu Khanifah kloter 46 alamat desa Gandrungmanis Kecamatan Gandrungmangu.

Bupati Cilacap Tatto Suwarto Pamuji dalam kesempatan tersebut menyampaikan, selamat datang kepada para jamaah haji yang telah pulang ke tanah air, dalam keadaan sehat wal afiat, dan tentunya membawa predikat haji yang mabrur.

Lebih lanjut dikatakan, kalau sebelum yang lalu para jamaah menjadi calon haji, maka berkat keihklasan dan ketaqwaan kepada Allah SWT, sekarang menjadi haji yang diharapkan ibadahnya semakin khusyuk dan tawadhu.

Bupati mengharapkan, mereka yang telah melaksanakan ibadah haji sudah seharusnya untuk berhati-hati dalam perkataan dan perilakunya, memelihara diri dari perbuatan-perbuatan yang tidak terpuji.  Karena salah satu ciri dari kemabruran haji seseorang dapat dilihat dari adanya perubahan tingkah laku dan budi pekertinya.

Bupati juga menekankan kepada para haji Kabupaten Cilacap agar dapat menjadi panutan dan tauladan di tengah-tengah masyarakat. Sikap keteladanan tersebut tidak hanya ditunjukkan dalam hal keagamaan atau masalah akherat semata, tetapi juga dalam hal kehidupan bermasyarakat sehari-hari. Artinya, para haji/ hajjah sangat diharapkan untuk menjadi pelopor dalam menciptakan iklim yang kondusif, sehingga berbagai program pembangunan di Kabupaten Cilacap dapat dilaksanakan secara berkesinambungan, menuju terwujudnya Kabupaten Cilacap yang sejahtera secara merata, ujar Bupati. (hromly).

 

Berita Terkait