JAGA STOK JELANG RAMADAN, PETANI LELE TEGALREJO MULAI TEBAR BENIH

  • 06 Apr
  • dev_yandip prov jateng
  • No Comments

BOYOLALI – Sejak pertengahan bulan lalu, aktivitas petani budidaya lele di Kampung Lele, Tegalrejo, Sawit telah siap menyongsong akan hadirnya bulan Ramadan dan Lebaran di tahun ini. Biasanya hal ini dilakukan untuk mengantisipasi permintaan yang melonjak pada bulan Ramadan yang dimulai pada akhir bulan Mei mendatang. Salah satu pembudidaya lele, Prayitno, terhitung mulai bulan Maret lalu pihaknya telah menebar bibit untuk menyuplai kebutuhan bulan Ramadan dan Lebaran.

Permintaan lele diambil dari agen yang bekerjasama dengan Prayitno sebanyak tiga hingga empat ton per hari pada hari biasa. Sementara untuk permintaan pada Ramadan dan Lebaran bisa mencapai enam ton dari total sekitar 900 kolam yang Ia kelola bareng keluarganya. Ratusan kolam itu tersebar di Kampung Lele Tegalrejo;Sawit dan kolam di Desa Doplang;Teras serta yang berada di wilayah Klaten.

“Jadi untuk puasa dan lebaran H+7 kami harus mampu menyetok sekitar 80 ton lele. Permintaan lele di tempat kami pada bulan Puasa dan Lebaran H+7 mencapai lima hingga enam ton per hari,” terang Prayit di tempat kerjanya, Senin (3/4).

Untuk mencukupi kebutuhan bibit lele pihaknya dua kali dalam sepekan mendatangkan bibit lele sebanyak 300 ribu ekor lele untuk sekali kirim. Sebagian besar bibit lele didapat Prayitno dari Kediri, Jawa Timur dan bibit lokal Boyolali. Namun untuk bibit lokal belum mencukupi kebutuhan bibit yang dibutuhkan. Untuk kualitas bibit lele dari Kediri maupun Boyolali sama-sama memiliki kualitas yang bagus hanya saja ketika mendatangkan dari Kediri beresiko mengalami stres dalam perjalanan dikarenakan sirkulasi udara yang kurang. Bibit lele akan dibudidayakan dalam kurun waktu dua hingga tiga bulan untuk siap panen.

Disinggung mengenai perawatan dalam pembudidayaan lele, Prayitno dan keluarganya mencari pakan lele yang langsung didatangkan dari produsennya. Langkah ini dilakukan untuk menekan biaya perawatan dan memaksimalkan omzet ketika panen sehingga pengeluarannya bisa dipangkas. “Dalam sehari suplai kami untuk lima agen dari Yogyakarta dan kebutuhan lokal menghasilkan omzet minimal mencapai 10 juta rupiah,” kata Prayit menambahkan.

Keberadaan Kampung Lele Tegalrejo ini telah berhasil memberikan kontribusi bagi ketahanan pangan lokal maupun nasional. Produksi ikan lele di tempat ini pada hari biasa bisa mencapai 15 ton/hari dari lebih dari ribuan kolam ikan untuk memenuhi kebutuhan di Boyolali dan beberapa daerah di luar Boyolali seperti Solo, Yogyakarta dan beberapa daerah lain.

Selain sebagai tempat budidaya perikanan, Kampung Lele juga bisa dijadikan tempat kunjungan wisata edukasi. Di tempat ini pengunjung bisa melihat langsung proses pembibitan, pemberian makan, hingga memanen ikan lele secara langsung serta mengunjungi tempat pembuatan produk olahan dari lele seperti abon, keripik, kerupuk, dan aneka produk frozen food dari lele.

 

Berita Terkait