Jadi Prioritas, Angka Stunting Pekalongan Turun Jadi 21,4%

  • 03 Jul
  • yandip prov jateng
  • No Comments

KAJEN – Penanganan stunting di Kabupaten Pekalongan membuahkan hasil yang menggembirakan. Pada tahun 2019, angka stunting di kabupaten ini sebesar 21,4%, turun dari angka tahun 2016 yang mencapai lebih dari 30%. Pencapaian ini didapatkan, berkat upaya pencegahan stunting menjadi salah satu program prioritas dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD).

Bupati Pekalongan Asip Kholbihi, menuturkan Kabupaten Pekalongan termasuk 160 kabupaten/kota yang prioritas dalam hal penanganan stunting. Berbagai program sosialisasi, edukasi, hingga pencegahan dan penanganan stunting menjadi salah satu fokus pembangunan. Hasilnya, pada tahun 2019, angka stunting turun menjadi 21,4%, atau tinggal 1.540 orang.

“Ini sungguh capaian yang bagus. Dinkes, TP PKK, Bappeda dan semua leading sektor di bidang penanggulangan stunting, apalagi pemerintahan desa bersama-sama bergerak,” ungkap bupati, saat mengikuti acara Rembug Stunting yang mengusung tema Kesiapan Daerah dalam Upaya Pencegahan Stunting di Masa Pandemi Covid-19 secara virtual, Rabu (1/7/2020).

Meski sudah mencapai penurunan yang cukup signifikan, lanjutnya, upaya edukasi dan sosialisasi untuk mencegah stunting harus terus dilakukan. Di antaranya, edukasi kepada generasi muda tentang pentingnya mempersiapkan ekonomi saat menikah dan memiliki anak.

“Karena kita tahu, mendidik atau melakukan edukasi terhadap pasangan muda itu tidak mudah, (memberi pemahaman) setelah mereka punya balita butuh biaya yang besar, juga butuh support dari berbagai pihak. Oleh karena itu rembug stunting menjadi strategis apalagi di tengah-tengah pandemi Covid ini,” paparnya.

Asip menambahkan, di tengah pandemi Covid-19 ini, terjadi peningkatan angka kehamilan. Oleh karenanya, edukasi tentang perlunya peningkatan gizi ibu hamil sangat diperlukan untuk menekan angka stunting. Di antaranya, melalui kegiatan penyuluhan, tentu dengan menerapkan protokol kesehatan.

“Kemudian kita tekankan lagi, ini lagi situasi pandemi, ibu hamil juga harus hati-hati, mereka harus rajin mengonsumsi makanan sehat dan bergizi sehingga di samping untuk imunitas dirinya, juga untuk menjaga kesehatan bayinya. Sosialisasi ini akan terus dilakukan”, tegasnya.

Sementara, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pekalongan, Setiawan Dwi Antoro, memaparkan perlunya sinergi antar organisasi perangkat daerah (OPD) melalui berbagai kegiatan untuk perbaikan gizi ibu hamil hingga kampanye perubahan perilaku masyarakat untuk mencegah stunting. “Perlu penyesuaian alokasi anggaran, manajemen layanan untuk meningkatkan integrasi intervensi gizi sampai tingkat RT, hingga koordinasi antar program, antara kabupaten hingga kecamatan dan desa untuk percepatan,” pungkasnya.

Penulis : Didik, Dinkominfo Kab.Pekalongan
Editor : Rk, Diskominfo Jateng

Berita Terkait