INDUSTRI SEMARANG BERGESER DARI MANUFACTURE KE TOURISM

  • 16 Oct
  • dev_yandip prov jateng
  • No Comments

 

SEMARANG-Suasana antrian masyarakat cukup panjang terlihat di Museum Mandala Bhakti, Semarang, Minggu (15/11). Dari awalnya ratusan orang, semakin siang terus bertambah menjadi ribuan orang yang mengular mengantri untuk mendapat kesempatan berkeliling Kota Semarang menggunakan Bus Wisata Tingkat “Si Kenang”. Tak hanya dari Kota Semarang, masyarakat dari luar Semarang pun ramai ingin menjajal bus tingkat yang diluncurkan Walikota Semarang, Hendrar Prihadi pada 2 Oktober 2017 lalu tersebut.

Hingga Sabtu (14/10) tak kurang dari 2940 masyarakat telah tercatat menggunakan bus Wisata Tingkat “Si Kenang” untuk berkeliling Kota Semarang selama hampir 2 pekan ini. Jumlah penumpang tersebutpun belum termasuk penumpang yang naik 3 buah Shuttle Bus dengan kapasitas masing-masing 15 penumpang yang disediakan untuk melayani masyarakat ketika bus “Si Kenang” sudah penuh.

Pandu (25) salah satu penumpang Bus Tingkat Si Kenang yang berasal dari Kabupaten Demak mengatakan rela mengantri karena sangat tertarik dengan tempat-tempat wisata di Kota Semarang. “Kalau naik bus ini kan bisa sekaligus ke beberapa tempat wisata di Semarang seperti Kampung Pelangi dan Kota Lama, apalagi gratis, jadi menghemat uang juga”, aku Pandu.

‎Besarnya antusiasme masyarakat untuk berkeliling Kota Semarang tersebut menurut Walikota Semarang, Hendrar Prihadi menunjukkan bahwa Kota Semarang saat ini telah menjadi daya tarik pariwisata di Jawa Tengah, bahkan Indonesia. “Sebagai kota indutri, perdagangan dan jasa, saat ini kegiatan di Kota Semarang sudah bergeser dari Manufacture Industry ke Tourism Industry, setelah sebelumnya juga bergeser dari Agriculture Industry ke Manufacture Industry”, jelas Walikota Semarang yang akrab di sapa Hendi tersebut.

Hal lain yang menjadi dasar walikota Hendi ketika menegaskan adanya pergeseran kegiatan Industri‎ tersebut adalah dari jumlah hotel dan restoran yang meningkat tajam di Kota Semarang. “Pada tahun 2011 lalu jumlah hotel di Kota Semarang hanya 110, sampai saat ini sudah mencapai 301. Begitu juga dengan jumlah cafe dan restoran yang pada 2011 lalu hanya berjumlah 463 restoran, saat ini sudah meningkat tajam menjadi 825”, papar Hendi.

“Maka dari itu arah pembangunan pariwisata kita saat ini sudah tidak lagi bicara tentang objek wisatanya saja, tetapi sudah meningkat pembahasannya ke kawasan‎ wisatanya”‎, jelas Walikota Hendi.

Dirinya mengatakan salah satu contohnya adalah pada upaya membangun kelurahan Kandri menjadi desa wisata bertaraf internasional. “Fokusnya bukan hanya pada mendorong Goa Kreo di sana sebagai daya tarik, tetapi harus lebih luas dengan mendorong kawasan wisatanya, yaitu Desa Kandri sebagai daya tarik, agar secara langsung dapat memberi dampak yang positif bagi kesejahteraan masyarakat sekitar”, lanjutnya‎.

Berita Terkait