Indeks Pembangunan Keluarga di Kabupaten Pekalongan Lampaui Target Nasional

  • 31 Jul
  • yandip prov jateng
  • No Comments

KABUPATEN PEKALONGAN – Indeks Pembangunan Keluarga di Kabupaten Pekalongan pada 2023, sebesar 62,56. Angka tersebut berada di atas target 56,29. Indeks tersebut ditopang oleh dimensi kemandirian, kebahagiaan, dan ketentraman keluarga.

 

 

 

Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Tengah, Eka Sulistiya Ediningsih, mengatakan, capaian tersebut menunjukkan adanya komitmen yang luar biasa dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pekalongan terhadap Program Bangga Kencana dan Upaya Percepatan Penurunan Stunting.

 

 

Menurutnya, tingkat kelahiran penduduk di Kabupaten Pekalongan pada tahun 2023 tercatat cukup ideal, yaitu 2,20.

 

 

“Artinya ada penurunan yang sangat signifikan, sejak Program KB diluncurkan, yang sebelumnya perempuan yang menikah memiliki anak 5, 6, 7, hingga 8 anak,” beber Eka pada acara Peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-31 Tingkat Kabupaten Pekalongan, di Aula Lantai 1 Sekretariat Daerah Kabupaten Pekalongan, Selasa (30/7/2024).

 

 

Selanjutnya, tingkat kelahiran yang ideal di Kabupaten Pekalongan juga didukung oleh pemakaian alat kontrasepsi modern yang cukup tinggi, yaitu 60,1 persen serta tingkat penggunaan alat kontrasepsi jangka panjang, sebesar 17 persen.

 

 

 

Meskipun begitu, tambahnya, pasangan usia subur yang tidak berniat memiliki anak lagi namun tidak menggunakan alat kontrasepsi mencapai 10 persen.

 

 

Terkait upaya penurunan stunting di Kabupaten Pekalongan, Eka berharap, pemkab tidak terlalu memikirkan perbedaan angka prevalensi stunting antara aplikasi e-Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (EPPGBM) dan dengan Survei Kesehatan Indonesia (SKI). Pada 2023, , prevalensi stunting di Kabupaten Pekalongan yang tercatat di EPPGBM sebesar 11 persen, sedangkan SKI lebih dari 20 persen.

 

 

Eka juga mengapresiasi adanya Peringatan Hari Keluarga Nasional di Kabupaten Pekalongan. Kegiatan tersebut, ujarnya, merupakan komitmen yang luar biasa dari para pemangku kepentingan, tokoh masyarakat, dan keluarga dalam pembangunan keluarga.

 

 

“Kami juga mengapresiasi Pemkab Pekalongan dalam hal perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga, yakni menjaga penduduk tumbuh seimbang dimana tingkat kelahiran saat ini pada angka 2,20,” jelasnya.

 

 

Pada kesempatan yang sama, Bupati Pekalongan, Fadia Arafiq, menyampaikan jajarannya telah melakukan survei hingga ke tingkat desa dan telah mendapatkan data valid terkait stunting.

 

 

“Ada anak yang memang miskin, ada juga anak yang mampu akan tetapi gennya memang seperti itu, dan anak stunting yang sakit-sakitan,” katanya.

 

 

Data tersebut, menurut Fadia, menjadi dasar bagi penerapan program yang tepat sesuai kebutuhan dan penyebabnya. Contohnya, bagi anak stunting yang tidak mampu ada program pemberian modal usaha bagi orang tuanya juga bantuan makanan untuk anak.

 

 

“Jika orang tuanya mampu maka kita akan beri edukasi khusus tentang gizi, terutama untuk anak yang pertumbuhannya kurang cepat. Untuk edukasi ini akan kita berikan per kecamatan dan akan menghadirkan dokter,” jelasnya.

 

 

Fadia juga mengimbau para ibu hamil untuk rajin memeriksakan kondisi kesehatannya.

 

 

“Selain itu bagi ibu hamil untuk bisa mengecek kesehatannya lebih awal, sehingga jika ada masalah bisa dideteksi sejak dini dan bisa dicarikan solusi secepatnya,” terangnya.

 

 

Penulis: Siti Kholidah, Kontributor Kab Pekalongan

Editor: Tn, Diskominfo Jateng

Berita Terkait