HIV AIDS, NARKOBA DAN RADIKALISME, PENGARUHI MUNCULNYA BONUS DEMOGRAFI

  • 21 Jul
  • dev_yandip prov jateng
  • No Comments

CILACAP- Wakil Gubernur Jawa Tengah menyampaikan bahwa Indonesia akan mengalami adanya Bonus Demografi. Suatu bangsa atau negara bisa saja mengalami bonus demografi lebih dari satu kali.  Bonus Demografi di Indonesia didukung oleh jumlah penduduk yang besar, dimana Indonesia menempati urutan nomor empat dunia, setelah Tiongkok, India dan Amerika Serikat.

Hal tersebut dikemukakan Wakil Gubernur Jawa Tengah Heru Sujatmoko, pada silaturahim pengurus KPA Kabupaten/Kota se Jawa Tengah di ruang Gadri pendopo Wijayakusuma Cilacap, Kamis (20/07) malam.

Menurut Wagub, bonus demografi di Indonesia akan terjadi pada kurun waktu antara 2020, 2035 dan bahkan 2040. Pada saat itu jumlah usia produktif bisa mencapai 50 hingga 60 persen. Usia produktif ini akan menjadi kekuatan ekonomi yang sangat baik bagi bangsa dan negara, manakala memiliki kualitas.

Pertanyaannya, lanjut Wabup, apa betul bonus demografi benar-benar dapat kita capai. Hingga saat ini Indonesia masih dihadapkan pada sejumlah kendala antara lain, sumber daya manusia Indonesia yang masih rendah, tingkat kesehatan dan perdapatan per kapita yang masih rendah. Selain tiga hal tersebut, menurut Wabup, kita juga masih dihadapkan dengan permasalahan yang cukup memprihatinkan seperti, HIV AIDS, narkoba dan radikalisme.

Beberapa kendala tersebut, bisa saja mereduksi bonus demografi yang bakal dialami bangsa Indonesia. Bahkan peluangnya menjadi sangat berkurang, ketika kita tidak dapat mengantisipasi sejumlah kendala yang ada, ujar Wagub.

Keberadaan Komisi Penanggulangan AIDS/KPA masih terus dibutuhkan. Meski Lembaga ini tidak bisa menyelesaikan permasalahan HIV ADIS seluruhnya secara sendiri. Dibutuhkan adanya kerjasama dan dukungan dari semua yang terkait, termasuk didalamnya dukungan anggaran.

KPA merupakan pendukung, penggerak sekaligus inisiator dalam penanggulangan permasalahan HIV AIDS. Untuk itu diperlukan kerja sama yang baik dengan seluruh jajaran terkait mulai dari jajaran Medis, Tenaga Kerja, Perhubungan, dan stakeholder lainnya, ujar Wagub.

Sementara itu Sekretaris KPA Provinsi Jawa Tengah, Drs. Zaenal Arifin, Msi dalam kesempatan yang sama mengatakan, dari 35 Kabupaten/kota di Jawa Tengah, sebanyak 20 diantaranya sudah mempunyai Peraturan Daerah tentang Pencegahan dan Penanggulangan HIV AIDS. Sisanya ditargetkan pada 2020 sudah memiliki perda yang sama. Ini merupakan satu bentuk komitmen dari Pemerintah dalam upaya menanggulangi permasalahan HIV AIDS.

Selain itu, di Jawa Tengah dari 8.500 desa yang ada, 2.500 desa diantaranya sudah membentuk satu wadah dalam penanggulangan HIV AIDS yakni Warga Peduli AIDS/WPA. Diharapkan WPA ini akan terus dibentuk di seluruh desa di Kabupaten Kota se Jawa Tengah. Tentunya dengan menggandeng PKK, Karang Taruna dan dasa wisma yang ada di desa, dalam rangka memberikan pendampingan kepada para resiko tinggi HIV AIDS, ujar Zaenal.

Silaturahim Pengurus KPA Kabupaten/Kota dihadiri, Wakil Bupati Cilacap Akhmad Edi Susanto, Sekretaris KPA Provinsi Jawa Tengah, Drs. Zaenal arifin, Sekretaris Daerah Kabupaten Cilacap, Drs. Sutarjo,MM dan Undangan lain. (hromly)

Berita Terkait