Hari Transportasi Umum, Pegawai Pemkot Semarang Kompak Tinggal Kendaraan Pribadi

  • 09 Jun
  • yandip prov jateng
  • No Comments

SEMARANG – Dengan memakai batik lengan panjang, Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi terlihat datang ke kantornya dengan taksi yang dipesannya melalui daring.

Hal itu dilakukannya dalam rangka memperingati Hari Transportasi Umum, di mana setiap Selasa hingga 6 Juli 2021 masyarakat Kota Semarang diminta naik kendaraan umum. Wali kota menceritakan, dirinya merasa sangat antusias di hari pertama implementasi Hari Transportasi Umum.

“Alhamdulillah sepanjang perjalanan tadi, saat melewati Gedung Pandanaran dan di Balaikota sini bersih, tidak ada yang naik kendaraan pribadi. Artinya kebijakan ini dipatuhi dan telah diterapkan dengan baik oleh kawan-kawan ASN dan non-ASN,” tutur Hendi, sapaan akrabnya saat ditemui, Selasa (8/6/2021).

Disampaikan, kebijakan tersebut diambil, selain memperingati hari lingkungan hidup, juga untuk meningkatkan pendapatan pelaku transportasi umum di Kota Semarang, yang mana pemasukannya menurun drastis selama pandemi. Tak hanya itu, pengurangan polusi udara juga masuk dalam pertimbangannya.

“Namun, meskipun sudah diterapkan oleh kawan-kawan di Pemkot Semarang, kalau kita lihat di jalanan masih banyak kendaraan pribadi yang melintas, karena mungkin masyarakat memiliki pertimbangan lain. Tentu saja harapan kami, masyarakat dapat mengikuti imbauan untuk ikut berpartisipasi mendukung Hari Transportasi Umum,” tekan Hendi.

Terkait pertimbangan kasus Covid yang saat ini belum menurun secara signifikan, pihaknya memastikan penerapan standar kesehatan, baik BRT maupun transportasi online. Hal itu karena berkaitan dengan masyarakat umum, di mana orang banyak silih berganti menggunakan transportasi online maupun BRT. Dirinya yakin, jika operator angkutan umum dan penumpang benar-benar mematuhi prokes, maka tidak akan ada klaster baru yang muncul dari kebijakan ini.

“Kami selalu tekankan terkait sistem standarisasi protokol kesehatan untuk teman-teman operator online ataupun BRT, yakinkan kepada masyarakat supaya melayani sesuai dengan protokol kesehatan. Karena jika masyarakat sudah yakin, pasti akan beralih ke kendaraan umum,” pungkasnya.

Driver Gocar Iwan Kustiawan, menyambut baik Kebijakan Wali Kota Semarang tersebut.

“Ini sangat membantu meningkatkan pendapatan kami, terutama di masa pandemi seperti saat ini, di mana orang enggan menggunakan transportasi umum. Biasanya sampai pukul 11.00 WIB ini, saya paling banyak mengantar empat (orang) penumpang, tetapi hari ini saya sudah menerima sembilan orderan. Merupakan hari berkah buat saya,” ujar Iwan.

Tak hanya Iwan, pengguna setia BRT Emi Lestari pun senang dirinya bisa memanfaatkan botol plastik bekas untuk membayar tiket BRT.

“Meskipun ramai orang menggunakan BRT di hari Selasa, namun protokol kesehatan tetap diterapkan. Seperti jaga jarak antar kursi penumpang, penggunaan masker, dan penyediaan hand sanitizer, baik di halte maupun di dalam bus. Yang paling seru bisa membayar menggunakan botol plastik,” tandasnya.

Di sisi lain, peringatan hari lingkungan hidup tak hanya diwujudkan Pemerintah Kota Semarang dengan kebijakan mewajibkan ASN maupun non ASN untuk naik angkutan umum. Pemkot Semarang juga menggalakkan jajarannya untuk melakukan penanaman pohon di wilayah kerja masing-masing. Salah satunya, yang dilakukan oleh Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Kota Semarang Nurkholis, yang melakukan penanaman pohon di daerah Gunungpati.

“Mendukung dan menyukseskan Hari Lingkungan Hidup, kami hari ini melakukan penanaman pohon di kawasan Minapolitan, Kelurahan Sumurrejo Gunungpati. Bersama Camat Gunungpati dan Kelompok Pembudidaya Mina Rukun Makmur, Kami menanam bibit ketapang, rambutan dan jambu citra,” terang Nurkholis.

Penulis: Kontributor Kota Semarang
Editor: Di, Diskominfo Jateng

Berita Terkait