Hari Tari Sedunia, Agus Gondrong “Njaran” Bareng Ribuan Seniman Temanggung

  • 01 May
  • Yandip Prov Jateng (2)
  • No Comments

TEMANGGUNG – Bunyi rancak gamelan memecah hawa dingin di Kota Temanggung, tatkala kelompok Topeng Ireng Sekar Pemburu Rimba mengawali pertunjukkan, dilanjutkan kelompok Jaran Kepang Anjani Budoyo. Mereka tampil membuka acara “Njoget Bareng Njo”, di City Walk area Alun-alun Temanggung, yang disaksikan oleh ribuan orang, Selasa (29/4/2025) malam.

Diiringi gamelan, penampilan ribuan seniman tari menundang perhatian pengunjung. Repertoar apik mereka mampu mengolaborasikan unsur wiraga (gerak tubuh), wirama (ritme musik), wirasa (ekspresi), dan wirupa (riasan).

Tak terkecuali Bupati Temanggung Agus Setyawan atau yang akrab disapa Agus Gondrong. Dia bersama unsur Forkopimda juga turut njoget Jaran Kepang, serta ber-flashmob ria, manjing jur ajer bersama masyarakat. Suasana pun menjadi riuh, karena penonton yang hadir pun turut berjoget.

Bupati Agus Gondrong mengatakan, acara itu merupakan bentuk dukungan pengusulan Jaran Kepang sebagai warisan budaya tak benda atau Intangible Culture Heritage UNESCO, dan komitmen pemerintah daerah, untuk melestarikan seni, tradisi, maupun budaya. Langkah tersebut juga menjadi motivasi untuk selalu mempertahankan seni tari, khususnya di Temanggung, sebagai warisan budaya dan identitas.

“Kita mengapresiasi peringatan Hari Tari se-Dunia, kemudian ini merupakan salah satu propaganda kampanye, karena Jaran Kepang sekarang sedang didaftarkan di UNESCO. Yang jelas, kita menunjukkan kepada dunia, diekspresikan dengan joget dan flashmob. Jadi, harapannya nanti tidak lama lagi, Jaran Kepang diakui sebagai kesenian asli dari Temanggung. Malam ini, selain Jaran Kepang juga ada Topeng Ireng yang merupakan simbol budaya, maka kita akan selalu men- suportnya,” kata Agus Gondrong.

Ketua Dewan Kesenian dan Kebudayaan Daerah (DKKD) Kabupaten Temanggung, Lukman Sutopo, menjelaskan, flashmob tarian Jaran Kepang dipilih lantaran kesenian tersebut merupakan salah satu simbol khasanah khas masyarakat di Temanggung. Tak hanya Jaran Kepang, dalam acara “Njoget Bareng Njo” itu juga ditampilkan kesenian lain, seperti Topeng Ireng, kemudian menyanyikan “Binarung Jaran Manggung”.

Sutopo menjelaskan, Jaran Kepang melalui Jaranan Mergowati Temanggung, termasuk dalam salah satu varian seni, yang tengah diajukan sebagai warisan budaya tak benda milik Indonesia kepada pihak UNESCO, bersama kesenian sejenis dari daerah lain.

“Hal tersebut berdasarkan juga pada hasil penelitian Dr Slamet, yakni budayawan, sekaligus dosen dari Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta, yang mengulik beragam hal tentang seni Jaran Kepang,” terangnya.

Sutopo berharap, pengajuan Seni Jaranan menjadi warisan budaya tak benda milik Indonesia, dapat segera direalisasikan oleh UNESCO. Terlebih di Kabupaten Temanggung, Jaran Kepang merupakan seni budaya yang telah mendarah daging dan lestari di kalangan masyarakat. Syarat pengajuan ke UNESCO pun sudah memenuhi, antara lain Jaran Kepang masih ada atau eksis, corak ragam bisa dipertanggungjawabkan.

“Selain Jaran Kepang, Topeng Ireng, tadi ada flashmob untuk menggugah kesadaran masyarakat agar mencintai seni budaya yang ada di Kabupaten Temanggung. Malam ini kurang lebih ada 1.500 seniman yang hadir, dan penonton sekitar 3.000-an orang. Kami berharap, UNESCO segera menetapkan agar kekayaan Nusantara tidak diklaim negara lain,” tandasnya.

Penulis: ARY;IFN;EKP
Editor: WH/DiskominfoJtg

Berita Terkait