Guru Sekolah Negeri di Semarang Jalani Vaksinasi

  • 23 Feb
  • yandip prov jateng
  • No Comments

SEMARANG – Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang melakukan vaksinasi kepada tenaga pendidik dan guru di Kota Semarang. Setidaknya ada sekitar 7.000 guru dan tenaga kependidikan di Kota Semarang yang terdata mengikuti vaksinasi Covid-19.​

 

Hal ini disampaikan oleh, Kepala Dinas Pendidikan Kota Semarang, Gunawan Saptogiri melalui sambungan telepon, Selasa (23/2/2021).​

 

Ia menyebutkan, di Kota Semarang setidaknya ada sekitar 7.000 orang guru dan tenaga kependidikan yang telah terdata di Dinas Kesehatan untuk mengikuti vaksinasi. Mereka ASN maupun non-ASN yang mengajar di sekolah negeri. Sedangkan, guru dan tenaga kependidikan yang mengajar di sekolah swasta akan menyusul secara bertahap, menunggu instruksi dari Dinas Kesehatan.

 

“Ini baru negeri dulu. Yang swasta nanti. Begitu ada info, kami tentu akan langsung sampaikan dan minta datanya,” terang Gunawan.​

 

Dia menegaskan, kalangan dunia pendidikan siap divaksin. Sejauh ini, tidak ada guru maupun tenaga kependidikan yang menolak. Justru, mereka sangat antusias menyambut program ini dan ingin segera divaksin.​

 

“Jadwal vaksinasi menunggu dari Dinas Kesehatan, dan kemarin sudah ada yang menjalani vaksinasi,” jelasnya.

 

Di Puskesmas Pandanaran Semarang, Selasa (23/2/2021), tampak sejumlah guru dan kepala sekolah negeri baik SD maupun SMP di Kota Semarang terpantau melakukan vaksinasi Covid-19.​ Vaksinasi memang dilakukan di puskesmas terdekat dari sekolah masing-masing.​

 

Salah satunya, Kepala Sekolah SDN Pleburan 4, Tanti Puji Astuti. Dia mengatakan, ada 10 orang guru dari sekolahnya yang mengikuti vaksinasi. Namun, pada Selasa ini, baru ia yang terjadwal vaksinasi. Guru lainnya akan melakukan vaksinasi sesuai jadwal yang dipilih.

 

Saat divaksin, Tanti mengaku sempat ketakutan hingga menyebabkan tekanan darahnya cukup tinggi. Dia sempat melakukan pengukuran tekanan darah hingga tiga kali.​

 

“Tensi pertama 160 (mmHg), kedua masih tinggi hingga 164 (mmHg). Kemudian, tensi ketiga 150 (mmHg) baru diizinkan vaksin. Padahal, saya tidak punya riwayat hipertensi. Mungkin karena sempat ketakutan dulu. Di samping itu, saya tidak tahan AC. Jadi, sering ke kamar mandi, bisa jadi mempengaruhi emosi,” papar Tanti usai divaksin.

 

Setelah selesai divaksin, dia tidak merasakan reaksi apapun. Dia merasa senang telah mengikuti vaksinasi.

 

Menurut Tanti, kalangan guru menginginkan untuk segera divaksin karena dunianya berkecimpung dengan anak-anak. Terlebih, usia kelas 1 masih cukup sulit untuk diajak memakai masker. Dia berharap, aktivitas guru sebagai pengajar lebih aman setelah divaksin, dan bisa segera mengajar tatap muka seperti sedia kala.

 

“Memang saat ini belum diizinkan untuk pertemuan tatap muka. Mudah-mudahan bisa kembali bertemu anak-anak setelah divaksin,” ucapnya.

 

Senada, Guru SDN Barusari 01, Nanang Prasetyo mengungkapkan siap mengajar dengan catatan siswa harus dipersiapkan dengan baik. Artinya, siswa juga perlu dilakukan vaksinasi terlebih dahulu sebelum pembelajaran tatap muka.

 

“Harapannya segera saja masyarakat bisa divaksin semua, sehingga kegiatan masyarakat berjalan baik,” katanya.

 

Nanang menambahkan, vaksinasi yang ia jalani berjalan lancar. Sejauh ini, dia juga tidak merasakan efek samping atau dampak apapun.

 

“Biasanya ada yang ngantuk, demam, lemas. Semoga saya tidak terjadi apa-apa dan semoga berpengaruh pada imun saya,” ucapnya.

Penulis : Kontributor Kota Semarang

Editor : Ul, Diskominfo Jateng

Berita Terkait