GKJ PURBALINGGA RAYAKAN HUT KE-151

  • 08 May
  • dev_yandip prov jateng
  • No Comments

PURBALINGGA– Gereja Kristen Jawa (GKJ) Purbalingga memperingati Hari Ulang Tahunnya ke-151. Peringataan secara sederhana dilakukan di gereja yang berada di Jalan jenderal Soedirman 180 Purbalingga itu, kemarin malam. Lebih dari 1.200 jemaat mengikuti ibadah syukur dan dilanjutkan menikmati parade pujian dari mulai anak-anak sekolah minggu, paduan suara jemaat, paduan suara majelis, pantomin dan musik keroncong.

            “GKJ Purbalingga yang sudah menginjak 151 tahun selalu memberikan kasih setia kepada Tuhan yang selalu baru. GKJ Purbalingga merupakan anugerah bagi masyarakat Purbalingga, oleh karenanya GKJ agar memberikan kesempatan bagi orang luar untuk merasakan indahnya kasih Tuhan yang selalu baru,” kata Pendeta Yoel M Indrasmana, S.Th. Pendeta dari GKJ Jakarta ini menjadi pendeta tamu yang membawakan kotbah dengan tema ‘Karena cinta-Nya, kami merasakan tak berkesudahan kasih setia-Nya’.

            Sementara itu, pendeta Slamet Waluyo, S.Si yang mendampingi pendeta Yoel mengungkapkan, ibarat tengah berlayar, GKJ Purbalingga telah 151 tahun berlayar mengarungi samudera pelayanan dan kesaksian di Indonesia pada umumnya dan di Purbalingga pada khususnya. Gemuruh angin, terpaan ombak, bahkan badai tidak menyurutkan laju bahtera GKJ Purbalingga. “Dengan dikemudikan Kristus, sang jurumudi, GKJ Purbalingga tetap bertahan menghadapi berbagai tantangan dan masalah serta menyambut beragam kesempatan baru,” kata Slamet Waluyo.

            Saat ini, lanjut Slamet Waluyo, bersama-sama para jemaat melihat pada bentangan luas samudera yang telah dilalui. “Dengan rasa bersyukur kita berucap, besar dan ajaib karya-Mu, ya Tuhan. Bersama dengan itu pula, kita memandang jauh kedepan, menggunakan teropong iman melihat arah yang Tuhan kehendaki untuk ditempuh. Tantangan tak surut, cobaab tak berkurang, namun kasih setia Tuhan di masa-masa sulit justru semakin nyata. Dengan iman kita yakin, Yesus Kristus Sang pemimpin akan terus memimpin perjalanan GKJ Purbalingga,” kata Slamet.

            Usai kotbah, peringatan HUT GKJ ditandai dengan pemotongan tumpeng oleh Majelis GKJ dr Amry Triyono, Sp.B yang disaksikan oleh dua pendeka GKJ Purbalingga masing-masing Pendeta Rudiarto Budi Prasetyo, S.Th dan Pendeta Slamet Waluyo, S.Si. Potongan tumpeng kemudian diserahkan kepada salah satu jemaat muda yang belum lama mengaku percaya kepada Tuhan Yesus Kristus.

            Dalam buku sejarah GKJ Purbalingga, gereja ini berdiri pada tanggal 5 Mei 1866 yang ditandai dengan Baptisan pertama terhadap 10 orang warga Purbalingga di rumah Kho Tek San oleh Ds. A. Vermeer. 10 orang tersebut adalah Kho Tek San, Asah (Krangean), Abraham (ayah Asah), Elifas alias Gameng dari Kertayasa, Ngaliasar (Karangcengis), Junus (Krangean), Ayah Sem, Adam, Japhet, Jotam. Kho Tek San setelah di baptis berganti nama menjadi Paulus Kho Tek San. Setelah melakukan Baptisan di Purbalingga, Ds. A. Vermeer kembali lagi ke Muaratua. Pekabaran Injil di Purbalingga dilanjutkan oleh Kho Tek San dan Leonard. Pada tahun 1867 jumlah jiwa yang sudah dibaptis menjadi 68 jiwa.

            Karena alasan kesehatan, Ds. A. Vermeer meminta pindah kepada perkumpulan pekabaran InjilNederlanse Gereformeerde Zendings Vereniging (NGZV) ke Purbalingga dan dikabulkan. Tanggal 10 Oktober 1867 memulai pelayanannya sebagai pendeta pertama di Purbalingga, dibantu oleh Leonard, Kho Tek San, dan Dan. Tanggal 5 September 1868 dibukanya gedung gereja dan sekolah sederhana di Kandanggampang, dan pembukaanya dilakukan oleh Jenderal Mr. P. Meyer yang kebetulan sedang meninjau wilayah Purbalingga. (yit)

 

Berita Terkait