Portal Berita
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah
Gelaran Soto Vaganza HUT ke-478 Kota Semarang, Ramai Diburu Warga
- 06 May
- Yandip Jateng Prov (3)
- No Comments

SEMARANG – Meriah dan memukau, merupakan dua kata yang tepat untuk menggambarkan gelaran Semarang Night Carnival (SNC) dan Soto Vaganza, Minggu (4/5/2025). Mereka rela berdesak-desakan demi menyemarakkan dua event rangkaian Hari Jadi ke-478 Kota Semarang (HJKS).
Diketahui, dalam Soto Vaganza tersebut, disediakan 4.478 porsi soto gratis lengkap, dengan lauk pendamping, seperti tempe, sate kerang, hingga perkedel. Lima soto legendaris khas Semarang yang berpartisipasi antara lain, Soto Bangkong, Soto Mas Boed, Soto Neon, Soto Pak Darno, Soto Pak Ra’an, serta 46 pelaku UMKM soto di Ibu Kota Jawa Tengah.
Pengunjung dari Pringapus, Kabupaten Semarang Yuni Nur Azizah mengaku rela berdesakan, demi mendapatkan semangkok soto. Usahanya tidak sia-sia, setelah antre sekitar 30 menit, ia bisa menikmati soto lengkap dengan sate ayam dan kerang, tempe, serta perkedel.
“Antrenya panjang banget, alhamdulillah tadi dapat. Seneng sih dan sotonya enak,” katanya.
Menurutnya, dia rela datang karena penasaran dengan event Soto Vaganza dan SNC, yang digelar Pemerintah Kota Semarang. Apalagi ada hiburan musik dengan bintang tamu Ndarboy Genk.
“Penasaran sih, ternyata asik dan rame juga,” tandasnya.
Pelaku usaha Soto Bangkong, Anik Listiawati mengaku senang berpartisipasi dalam event Soto Vaganza tersebut. Selain meramaikan Hari Jadi Kota Semarang, melalui event ini juga digunakan untuk merangkul semua penjual soto di Semarang.
“Kami ingin merangkul sesama penjual soto, karena tidak ada kelas dan semua penjual soto ini sama,” ujarnya.
Disampaikan, total soto yang disediakannya ada 100 porsi secara gratis, lengkap dengan sate ayam, kerang, tempe, serta perkedel.
“Kami jelas bangga, karena bisa dipercaya mengisi,” imbuhnya.
Wali Kota Semarang, Agustina Wilujeng menyampaikan, melihat antusiasme masyarakat yang sangat tinggi, dia berencana menjadikan acara tersebut sebagai event tahunan, untuk memperkenalkan makanan khas Semarang.
“Antusiasme warga sangat tinggi dan ini bisa jadi event tahunan, karena banyak wisatawan yang ke Semarang pasti makan soto,” ujarnya.
Dia menjelaskan, soto khas Semarang berbeda dengan Soto Kudus, Soto Seger Boyolali, ataupun Soto Banjar. Soto Semarang memiliki keunikan dengan kuah yang lebih bening, lengkap dengan lauk tempe goreng dan perkedel, sate ayam, dan sate kerang.
“Ini event non-APBD, murni gerakan dari lima penjual soto legendaris yang ada di Semarang, yang ketemu saya dan niat membuat acara Soto Vaganza, untuk memperkenalkan soto khas Semarang,” tuturnya.
Terkait wacana untuk mengusulkan Soto Khas Semarang menjadi warisan budaya tak benda ke pemerintah pusat, Agustina menilai rencana itu patut didukung.
“Kalau memang diniatkan sangat bagus, tapi harus ada master atau ahlinya, narasinya seperti apa. Kapan soto ini mulai ada, yang jelas Soto Semarang ini enak, sedap, dan enak sekali,” pungkasnya.
Sementara, terkait gelaran SNC, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang Wing Wiyarso menyampaikan, SNC dimeriahkan lebih dari 150 peserta parade kostum unik dan ikonik. Parade dimulai dari titik nol kilometer (depan Kantor Pos besar Johar) hingga Balai Kota Semarang. Ribuan masyarakat berderet di sepanjang rute pawai.
Pada tahun ke-13, lanjutnya, SNC 2025 kali ini mengusung tema Perisai Nusantara, menonjolkan karnaval kostum sekaligus mencerminkan budaya Indonesia, yang terwakili melalui empat sub tema, yakni burung Cendrawasih, burung Merak, bunga Anggrek, dan penjor.
Menurutnya, tema tersebut tidak sekadar memuat filosofi lambang negara Indonesia, Garuda Pancasila, maupun kebanggaan budaya Indonesia, melainkan juga refleksi dari Kota Semarang.
“Sebuah kota layaknya miniatur Indonesia yang terus bergerak, tempat kebudayaan dan peradaban tetap berjalan bersamaan,” ungkapnya.
Penulis: Kontributor Kota Semarang
Editor: Di/Ul, Diskominfo Jateng