FESTIVAL MERDEKA 2017 ANGKAT HARMONI DALAM KEBERSAMAAN

  • 11 Aug
  • dev_yandip prov jateng
  • No Comments

WONOSOBO-Pemerintah Kabupaten Wonosobo kembali menggelar Festival Merdeka, sebuah even tahunan yang menghadirkan kesempatan kepada seluruh elemen masyarakat untuk turut berpartisipasi dalam upaya mewujudkan Wonosobo sebagai Kabupaten Ramah Hak Asasi Manusia (HAM). Untuk Tahun 2017 ini, Festival Merdeka akan digelar selama 2 hari di kawasan alun-alun dan Pendopo Kabupaten, dengan mengangkat tema Harmoni Dalam Kebersamaan. Kepala Bagian Pemerintahan Setda, Tono Prihatono yang juga sebagai Ketua Panitia ketika ditemui Kamis (10/8), mengungkap sejumlah agenda  kegiatan Festival Merdeka 2017. “Kegiatannya cukup banyak, mulai dari dialog dalam workshop bertema meretas jalan untuk pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan, serta workshop berbagi aksi dan prakarsa untuk Kabupaten Ramah HAM, dan banyak lagi acara lainnya” beber Tono.

Satu yang menurut Tono akan berbeda dengan festival merdeka di tahun-tahun sebelumnya, adalah semakin besarnya porsi bagi kaum difabel untuk turut berpartisipasi dalam sejumlah sub event. Demikian pula untuk aksi dari beberapa komunitas, dikatakan Tono juga akan lebih semarak dan sarat muatan edukatif. Di antara penyandang difabel yang akan unjuk aksi dalam rangkaian acara festival merdeka, disebut Tono adalah Aldeco, alias Alumni Dena Upakara dan Don Bosco, sekolah untuk para penyandang tuna rungu wicara yang ada di Wonosobo. “Akan hadir pula dalam workshop sejumlah nama sebagai narasumber, seperti Alissa Wahid dalam workshop bertema Harmoni dalam Kebersamaan, serta Dissa Ahdanisa, seorang pengusaha yang banyak mengajak penyandang difabel untuk bekerja bersamanya,” lanjut Tono.

Terkait besarnya porsi bagi penyandang difabel dalam even Festival Merdeka, Kasubbag Keuangan dan Aset Desa Bagian Pemerintahan Setda, Aldhiana Kusumawati yang juga turut serta dalam kepanitiaan menjelaskan bahwa hal itu merupakan wujud dari keseriusan pemerintah untuk merealisasikan Wonosobo sebagai Kabupaten yang ramah terhadap kaum difabel. “Mereka akan kami libatkan lebih banyak, agar warga masyarakat juga memahami bahwa pemerintah Kabupaten Wonosobo serius dalam hal mewujudkan Kota Ramah HAM,” tegas Aldhiana. Masyarakat, menurut perempuan yang akrab dengan sapaan Dina itu diharapkan dapat turut berperan serta dalam setiap kegiatan Festival Merdeka. Dengan keikutsertaan warga dalam gelaran festival, ia berharap agar mereka juga dapat menyalurkan aspirasi kepada Pemerintah karena di kawasan alun-alun, pihaknya juga menggelar sejumlah booth Organisasi Perangkat Daerah (OPD). “Booth OPD selain mengetengahkan inovasi yang sudah dilakukan, juga akan menampung aspirasi masyarakat demi perbaikan dan mendukung pembangunan daerah,” tandas Dina.

Dibukanya kesempatan bagi warga masyarakat untuk turut berpartisipasi dalam even festival Merdeka 2017, penggiat komunitas masyarakat anti hoax Indonesia, Septiaji Nugroho mengaku sangat apresiatif. “Ini kesempatan besar bagi masyarakat, selain untuk melihat sejauh mana kinerja Pemerintah Kabupaten dalam mengupayakan terwujudnya pembangunan berkelanjutan dan ramah terhadap HAM, juga untuk turut berkontribusi dengan menyampaikan ide-ide dan kritik yang membangun,” pungkasnya.**Kontributor Humas Wonosobo**

Berita Terkait