Festival Bor Suro Bangkitkan Tradisi Lama

  • 11 Sep
  • yandip prov jateng
  • No Comments

Kota Pekalongan – Guna memperingati 10 Muharam 1441 H Festival Bor Suro digelar di Kelurahan Krapyak, Kecamatan Pekalongan Utara, Kota Pekalongan, Senin malam (9/9/2019). Acara yang mengusung tema Bumbu-Bumbu Persatuan ini untuk memperkenalkan kuliner tradisional Krapyak melalui ajang festival yang menjadi momen untuk membangun tali silaturahmi dan mengembangkan potensi, kreativitas, dan budaya di daerah Krapyak.

Acara yang dibuka dengan penampilan kesenian dan pentas budaya ini dibagikan 1.000 bor (bubur) suro secara gratis. Wakil Walikota Pekalongan turut hadir menyaksikan Festival Bor Suro, membagikan hadiah lomba menggambar, dan ikut serta dalam diskusi kuliner yang mengundang beberapa narasumber salah satunya Pakar Kuliner Chef Indonesia, Siska Soewitomo.

Wakil Walikota Afzan melihat bahwa festival ini menjadi suatu event kebangkitan. Pasalnya Festival Bor Suro ini jadi event pertama yang digagas oleh generasi muda untuk membangkitkan tradisi lama. “Ini menjadi aksi nyata untuk membangkitkan budaya dan tradisi terkait kuliner,” ungkap Afzan.

Menurut Afzan animo masyarakat untuk menyaksikan festival ini luar biasa, bahkan panitia sempat kewalahan. Afzan berpesan, melalui bubur suro ini generasi sekarang dapat mengenal kuliner lama agar tidak hilang ke depannya. “Festival Bor Suro yang jadi pergerakan pemuda ini harus orang tua dukung. Semoga ke depannya semakin sadar untuk menjaga tradisi dan budaya,” terang Afzan.

Pakar Kuliner Chef Indonesia, Siska Soewitomo mengaku sangat terkesan dengan penyelenggaraan Festival Bor Suro di Kelurahan Krapyak ini. Sebuah daerah memperingati bulan Suro dengan menampilkan bubur yang kita kenal sejak dulu yang dibuat oleh nenek moyang kita. “Ini sangat istimewa. Saya tadi sempat berkunjung kerumah ibu-ibu yang membuat bubur suro, mereka dengan senang hati membuatnya dengan perasaan happy dan gembira,” tandas Siska.

Disampaikan Siska bahwa bubur dibuat, dikemas, dan disajikan dalam bentuk yang cantik. Dari segi penyajiannya misalnya perkedel itu harus bulat, warga membuatnya bulat penuh, kemudian bubur dari nasi dan santan yang pas. “Menariknya lagi, masyarakat memasak bubur dengan cinta, rasa bubur yang gurih dipadu dengan aneka lauknya sangat lezat dinikmati bersama. Untuk anak kecilpun bisa menyantap ini tanpa lauk. Tradisi atau Festival Bor Suro ini harus terus dilestarikan ke depannya,” tukas Siska.

(Tim Komunikasi Publik Dinkominfo Kota Pekalongan)

Berita Terkait