EMPAT DESA DI BOYOLALI, DICANANGKAN JADI KAMPUNG IKLIM

  • 20 Apr
  • yandip prov jateng
  • No Comments

BOYOLALI – Pemerintah Kabupaten Boyolali memantapkan diri dengan Visi Pro Investasi, dengan arah kebijakan Boyolali Green City, Boyolali Water City, dan Boyolali Smart City. Dalam konsep green city Boyolali dicita-citakan sebagai daerah yang ramah lingkungan dan menjaga kelestarian alam dan lingkungan. Seluruh elemen masyarakat diminta sadar dan peduli lingkungan. Salah satu langkah yang yang dilakukan melalui program Kampung Iklim (Proklim) di sejumlah Desa di Kota Susu.

Setelah diluncurkan di sejumlah Desa, untuk kali ini Proklim kembali digulirkan. Dukuh Kuncen; Desa Samiran; Kecamatan Selo berkesempatan menjadi kawasan pelaksanaan program yang diharapkan mampu menghambat terjadinya pemasanasan global.

“Kuncen sebagai salah satu desa di Selo yang sukses menghambat terjadinya pemanasan global yang sudah terjadi beberapa tahun ini. Mudah mudahan program ini selain bisa membuat situasi yang nyaman dan sejuk untuk masyarakat, sekaligus untuk menjaga kelestarian lingkungan,” ungkap Kepala Desa Samiran Marjuki di sela Pengukuhan Program Kampung Iklim di desa setempat, pada Kamis (19/4).

Menurutnya, selain Desa Samiran, ada tiga desa yang dikukuhkan menjadi Proklim. Ketiga desa tersebut antara lain Desa Mriyan; Kecamatan Musuk, Desa Seboto; Kecamatan Ampel dan Kampung Surodadi di Kelurahan Siswodipuran; Kecamatan Boyolali.

Sementara itu, Asisten Ekonomi Pembangunan Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Boyolali, Widodo mengungkapkan bahwa kehidupan di Kecamatan Selo bersumber pada limpahan hasil sayur mayur. Oleh karena itu, pihaknya mengimbau kepada masyarakat untuk tetap menjaga jumlah pohon sebagai resapan air sekaligus sebagai penahan tanah agar tidak longsor. Pada kesempatan tersebut dirangkai dengan agenda penanaman pohon.

“Jika kita membudidayakan dan memperbanyak pohon tumbuh di kawasan Selo, maka kita bisa membantu untuk menciptakan daerah yang bebas polusi dan mampu mnegurangi dampak efek rumah kaca,” ungkap Widodo.

Dilanjutkan olehnya, program yang menyasar pada agroforestri ini tidak hanya berhenti pada tahap pencanangan atau seremonial saja. Akan tapi bisa dilanjutkan ke tahun selanjutnya.

“Jangan Cuma mencanangkan saja, akan tetapi ditindaklanjuti dengan program sama di tahun selanjutnya,” harapnya.

Berita Terkait