Embung Sepakung Hindarkan Petani Dari Kerugian Ratusan Juta Rupiah

  • 09 Aug
  • yandip prov jateng
  • No Comments

UNGARAN – Tidak kurang dari 200 orang petani di Desa Sepakung bisa bernafas lega setelah selesainya pembangunan embung di desanya. Pasalnya mereka bisa bercocok tanam dan panen dua kali setahun. Selain itu mereka juga dapat terhindar dari kerugian ratusan juta rupiah akibat gagal panen karena kekurangan air.

“Kami bersyukur karena ada jaminan pasokan air untuk bercocok tanam di musim kemarau. Embung ini akan menjadi andalan untuk menyediakan air bagi pertanian di sini,” ungkap Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Argo Makmur Desa Sepakung Suparman (50), saat peresmian embung Desa Sepakung, Sabtu (8/8/2020) siang.

Menurut Suparman, pola tanam di Desa Sepakung dua kali setahun, yakni padi dan palawija, serta sayur mayur. Pada saat musim kemarau, para petani menanam jagung dan ketela rambat, serta aneka sayuran. Namun, jika terjadi kemarau ekstrem, selalu gagal panen. Jika begitu, para petani bisa rugi hingga ratusan juta rupiah.

“Air tampungan embung ini kami atur untuk dapat mengairi areal pertanian seluas hingga 50 hektare saat kemarau panjang. Kondisi ini semoga menjadi jaminan kami bisa panen dua kali setahun,” ujarnya lagi.

Dalam sekali panen, lanjutnya, bisa dihasilkan hingga sepuluh ton jagung per hektare. Sedangkan untuk ketela rambat bisa mencapai 12 ton per hektare. Komoditas itu sebagian besar dipasarkan ke tingkat regional seperti Kudus, Jepara, Demak dan Kota Semarang.

Kepala Desa Sepakung Ahmad Nuri menjelaskan, embung berukuran kurang lebih 20x20x2 meter ini diselesaikan oleh warga desanya. Dana pembangunan sebesar Rp120 juta berasal dari bantuan APBD Provinsi Jawa Tengah. Kapasitas tampung embung bisa mencapai 550 meter kubik air. Tak hanya mengandalkan air hujan, embung Sepakung ini juga dikombinasikan dengan beberapa mata air yang ada, sehingga air akan tersedia sepanjang tahun.

“Sekitar 75 persen dari total 150 hektare lahan pertanian disini adalah tadah hujan. Embung ini sangat berguna bagi para petani agar bisa bercocok tanam dua kali setahun,” terangnya.

Wakil Bupati Semarang Ngesti Nugraha berharap, para petani memanfaatkan air embung dengan baik. Selain itu juga harus dirawat kelestarian mata air di sekitar embung.

“Guyub rukun dan kerja sama para petani disini dapat menjadi contoh baik bagi para petani di desa lainnya,” katanya.

Penulis: */junaedi
Editor: Di, Diskominfo Jateng

Berita Terkait