Dorong Desa Tempellemahbang Blora Jadi Destinasi Wisata Petik Jeruk

  • 18 Jul
  • yandip prov jateng
  • No Comments

BLORA – Desa Tempellemahbang, Kecamatan Jepon, Kabupaten Blora didorong untuk menjadi desa wisata hortikultura. Terlebih, dengan budidaya jeruk di desa tersebut yang hasilnya tak kalah dengan jeruk dari daerah lain.

Hal itu disampaikan Wakil Bupati Blora Tri Yuli Setyowati, saat datang langsung ke kebun jeruk, Sabtu (16/7/2022). Diakui, dia sangat antusias melihat perkebunan jeruk di Desa Tempellemahbang, yang hasilnya luar biasa.

“Blora yang terkenal dengan tanah tandus, ternyata bisa tumbuh dan rasanya tak kalah dengan jeruk dari luar daerah. Dan tentu kami terus mendorong agar hasil jeruk organik yang luar biasa ini, kalau bisa jangan dijual begitu saja,” kata wabup, usai memetik dan mencicipi buah jeruk Desa Tempellemahbang.

Dengan potensi lahan yang begitu luas, wabup mendorong, agar ke depannya di Desa Tempellemahbang dijadikan destinasi wisata petik buah, sehingga bisa menjadi daya tarik wisatawan untuk datang ke desa tersebut.

“Jika di Batu, Malang, ada petik apel. Nanti mungkin di Tempel (Desa Tempellemahbang) ini bisa dikembangkan petik jeruk. Sehingga, ada pemasukan lain, selain dari penjualan buah jeruk. Dan di Tempel ini, sudah ada seperti ini (wisata petik buah) tentu bagus,” tuturnya.

Disampaikan, tak hanya jeruk madu siam, di desa ini juga tumbuh subur jeruk pamelo. Hampir semua warga memiliki kebun buah jeruk, yang rasanya tidak kalah dengan jeruk-jeruk dari daerah lain.

Petani jeruk Desa Tempelemahbang, Sulastri (45), bercerita jika dirinya sudah lima tahun menjadi petani jeruk. Dengan lahan kurang lebih seluas 0,5 hektare, dia menyebutkan, sekitar 400 tanaman jeruknya telah berbuah. Sulastri mengaku, tanaman jeruk dipilih, karena perawatannya mudah dan jangka waktunya panjang.

“Ini tahun kedua panen, untuk harganya Rp13 ribu hingga 15 ribu per kilogram, hingga harga paling rendah Rp5 ribu, jadi tergantung dengan besar kecil buahnya,” ucapnya.

Dalam merawat tanaman jeruk, tambah Sulastri, cukup dengan menggunakan pupuk kandang. Sehingga lebih alami dan hemat. Dia berharap, ke depan ingin tanaman jeruk yang dikembangkan bisa menjadi wisata edukasi.

“Ini sudah dibuka untuk umum, kalau masuk masih gratis, dan nanti bisa petik sepuasnya,” tuturnya.

Pengunjung petik buah jeruk, Laila Yuswi Khoiria, mengaku senang bisa memetik buah sendiri, mencicipi sendiri.

“Enak, manis rasanya tak kalah sama daerah lain. Suasananya juga bagus,” kata Laila.

Penulis: Kontributor Kab Blora
Editor: Di/Ul, Diskominfo Jateng

Berita Terkait