DINKOMINFO BAGIKAN STIKER PURBALINGGA SEHATI

  • 20 Jul
  • dev_yandip prov jateng
  • No Comments

PURBALINGGA – Banyaknya polemik antara pro dan kontra yang melanda di media sosial terkait dengan perubahan tagline Purbalingga Perwira menjadi Purbalingga Sehati, membuat Dinas Komunikasi dan Informatika (Dinkominfo) sebagai juru penerang melakukan berbagai upaya agar pemahaman masyarakat menjadi sehati. Salah satunya dengan memberikan sosialisasi kepada pengendara kendaraan bermotor yang melintas di Jalan Isdiman Nomor 5 Purbalingga.
Sosialisasi yang dilakukan dengan memberikan stiker Purbalingga Sehati  serta menerangkan akronim tagline sehati kepada pengendara kendaraan baik roda dua, roda empat dan abang tukang becak. Antusiasme pengendara sangat baik, hal tersebut terlihat dari raut muka yang ramah dan senyuman yang tulus setelah diberikan stiker dan pengertian arti tagline Purbalingga Sehati.
Kepala Dinkominfo Purbalingga, Tri Gunawan Setyadi mengatakan slogan Purbalingga Sehati sudah ada landasan hukum yang kuat yakni Peraturan Bupati Nomor 66 Tahun 2017. Sebagai masyarakat Purbalingga tentunya harus mentaati peraturan yang telah  ditetapkan Pemerintah Daerah, agar kehidupan berbangsa dan bernegara bisa harmonis dan selalu mengedepankan perasaan  baik sangka dengan pemerintah yang sedang diberikan amanat oleh rakyat.
“Akronim Sehati itu sendiri dari kata Sejahtera, Harmonis, Aman, Tertib dan Indah,” kata kepala Dinkominfo yang lebih dikenal dengan sebutan Trigoen.
Trigoen menambahkan pemerintah daerah dalam hal ini Bupati dan Wakil Bupati menetapkan slogan mempunyai tujuan yang mulia yakni bertekad mensejahterakan semua masyarakat dengan berbagai program. Seperti pemugaran rumah tidak layak huni (RTLH), Kartu Purbalingga Pintar, Kantung Tani, Kartu Purbalingga Sehat serta program kemasyarakatan lainnya seperti subuh berjamaah, gebrak gotong royong dan bantuan keuangan desa.
Kemudian Pemerintah Daerah juga menginginkan keharmonisan antara seluruh elemen masyarakat tanpa memandang suku,  agama, ras dan adat istiadat. Sehingga masyarakat bisa hidup berdampingan satu sama lain, tanpa ada rasa curiga satu sama lain, yang nanti akan menimbulkan rasa aman, baik dilingkungannya maupun seluruh wilayah Purbalingga.
“Niat tulus Bupati dan wakil Bupati untuk mensejahterakan, membuat keharmonisan, keamanan, ketertiban dan keindahan bagi masyarakat, tentunya perlu kita apresiasi dengan tangan terbuka,” katanya.
Terkait dengan masyarakat yang belum sepaham dengan tagline Purbalingga Sehati, Trigoen membuka lebar-lebar ruang dialog dengan masyarakat. Jangan hanya menghujat di medsos saja, namun ayo duduk bareng, ngobrol terkait dengan slogan Purbalingga Sehati, agar mengetahui apa yang dikehendaki dengan perubahan tagline tersebut. Sehingga jangan sampai ada kata pepatah Jawa  kulak jere adol ndean.
” Kedepan, Purbalingga Sehati juga akan menjadi city branding, sehingga bisa sejajar dengan branding-nya solo dengan the spirit of Java, kota Pekalongan dengan batiknya, Jogja dengan istimewa dan hurufnya dj-nya yang khas, serta Bali dengan Shanti Shanti Shanti” pungkasnya. (HI-2)

Berita Terkait