Dinkes Imbau Masyarakat Galakkan PSN

  • 16 Oct
  • yandip prov jateng
  • No Comments

Kota Pekalongan – Meningkatnya kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Pekalongan diperlukan sinergitas penanganan pencegahan dan peran masyarakat dalam menggalakkan kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN). Ditambah lagi pergeseran musim kemarau ke musim hujan berpotensi untuk perkembangan nyamuk aides aegypti yang menyebabkan DBD.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Pekalongan, Slamet Budianto SKM MKes mengimbau masyarakat Kota Pekalongan melaksanakan PSN untuk memutus mata rantai penularan DBD. Hingga Oktober 2019 ini sudah terjadi 53 kasus DBD padahal tahun 2018 selama satu tahun terjadi 35 kasus DBD. “Kami berupaya menekan angka ini sampai akhir tahun. Semoga jumlah kasusnya berhenti di angka 53 dan tidak ada lagi penderita yang meninggal dunia,” tandas Budi.

Budi juga menyampaikan bahwa tahun ini ada tujuh kelurahan yang masuk kategori endemis DBD, yakni kelurahan yang pada tahun lalu dan tahun ini ditemukan kasus DBD dseperti Kelurahan Poncol, Medono, Sapuro Kebulen, Jenggot, Podosugih, Noyontaansari, dan Padukuhan Kraton. “Untuk penanganan daerah endemis, kami lakukan fogging massal. Namun fogging bukan merupakan satu-satunya solusi karena hanya menjadi solusi jangka pendek. Yang paling efektif dan kami tekankan adalah pencegahan dengan PSN,” terang Budi.

Program penanganan DBD ini tidak bisa bergerak sendiri, tentu harus didukung oleh masyarakat untuk melakukan program Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN). “Pencegahan paling baik adalah dengan PSN karena dengan PSN kita bisa mencegah jentik nyamuk berkembang menjadi nyamuk dengan memutus mata rantai. Tapi yang menjadi kendala adalah kurangnya kesadaran masyarakat untuk turut melaksanakan PSN,” kata Budi.

Lanjut Budi menjelaskan, selain daerah endemis yang menjadi fokus penanganan, daerah sporadis juga menjadi perhatian. “Kami mendorong masyarakat Kota Pekalongan untuk menjadi juru pemantau jentik (jumantik) di setiap rumahnya untuk memastikan rumahnya tak ada jentik nyamuk aides aegypti. Ini yang harus bersama-sama kita dorong agar seluruh pihak terlibat untuk melaksanakan PSN,” katanya.

Dengan penanganan demikian Budi berharap mulai dari tingkat keluarga, RT, RW, kelurahan, kecamatan, hingga tingkat kota dapat bebas dari DBD. “Selama ini penanganan yang dilakukan yakni dengan fogging massal dan menggalakkan PSN dengan sosialisasi melalui RT RW,” tukas Budi.

Berita Terkait