DIGAGAS WISATA KELUARGA PENDAKIAN GUNUNG SLAMET

  • 22 Dec
  • yandip prov jateng
  • No Comments

PURBALINGGA – Berlatar belakang meningkatkan tren berwisata yang menjadi kebutuhan primer keluarga, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Purbalingga mengagas paket wisata keluarga pendakian Gunung Slamet (3.428 m dpl). Pemkab setempat akan merubah kesan jika pendakian gunung hanya dilakukan oleh anak-anak muda dan remaja saja. Lewat penjajakan itu diharapkan, pendakian ke Gunung Slamet nantinya bisa dilakukan oleh satu keluarga atau rombongan yang ingin menikmati sensasi wisata unik.

            Tim dari Pemkab yang terdiri dari Badan Perencanaan Pembangunan dan Penelitian Daerah (Bapelitbangda), Dinas Pemuda Olah Raga dan Pariwisata (Dinporapar), Dinas Komunikasi dan Informatika (Dinkominfo), Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR), serta tim kreatif dari manajemen Owabong (Obyek Wisata Air Bojongsari), Kamis (21/12) melakukan survei hingga ke pos pendakian II di Puncak Gunung Slamet. Tim memetakan areal dan destinasi wisata apa yang bisa diterapkan di puncak yang berhawa dingin serta sejuk tersebut.

            “Tim kecil ini melakukan survei awal menindaklanjuti ide Bupati Purbalingga, agar Gunung Slamet bisa menjadi destinasi wisata keluarga di Jawa Tengah, bahkan di Indonesia. Seperti halnya di Gunung Bromo yang bisa didaki oleh pendaki dari kalangan keluarga atau usia 50 tahun keatas,” kata Sekretaris Balitbangda Purbalingga, Siswanto, S.Pt, M.Si.

            Siswanto mengatakan, gagasan destinasi wisata pendakian ini tetap memperhatikan kondisi lingkungan dan juga kelestarian fungsi hutan dan padang safana yang menjadi habitat utama di lereng Gunung Slamet. “Dengan memperhatikan kelestarian lingkungan hutan, kemungkinan yang bisa digarap untuk wisata keluarga paling tinggi di pos I atau pada ketinggian sekitar 1.700 meter diatas permukaan air laut. Pos itu, apabila dicapai dengan jalan kaki memakan waktu sekitar 2,5 jam dari pos pendakian awal di Dukuh Bambangan, Desa Kutabawa yang berada pada ketinggian 1.502 meter diatas permukaan laut,” kata Siswanto.

            Siswanto menambahkan, pada tahap awal, hal yang bisa dikerjakan adalah pembenahan infrastruktur dari Pos awal Bambangan menuju pos I. Saat ini, dari pos Bambangan telah di cor sepanjang kurang lebih 1 kilometer. “nantinya, jika tidak dipekrkeras dengan semen, bisa juga dioperasionalkan kendaraan jeep atau hardtop seperti di daya tarik wisata Lava Tour Sleman Yogyakarta,” tambah Siswanto.

            Sementara itu, Direktur Utama Perusahaan daerah (PD) Owabong), Drs Hartono yang menjadi tim kreatif pengembangan wisata keluarga pendakian gunung Slamet mengatakan, hal yang bisa dijual di jalur menuju puncak adalah view pemandangan yang bagus dan udara yang sangat segar. Di Pos I ini nanti bisa dibuat area camping diatas pohon, cafe gunung, camping ground, rumah pohon, taman bunga, off road, dan kereta pipa.

“Untuk kereta pipa seperti di Swiss, dimana wisatawan bisa meluncur dari ketinggian dengan naik semacam tabung berbentuk pipa. Daya tarik kereta luncur pipa ini akan menjadi yang pertama di Indonesia, dan tentunya akan mampu menarik kunjungan wisatawan,” kata Hartono.

Hartono mengatakan, paket wisata pendakian Gunung Slamet ini untuk melengkapi destinasi wisata di wilayah Purbalingga Utara. Destinasi yang sudah ada yakni Goa Lawa, rest area D’Las Serang, dan rencana destinasi wisata di Gunung Sumbul yang tengah digagas investor Korea Selatan. “Kami menamakan kawasan wisata ini sebagai Gokuse, yang artinya Goa Lawa Kutabawa dan Serang,” kata Hartono.

Ada beberapa alternatif untuk menuju pos I pendakian Gunung Slamet, lanjut Hartono, jika wisatawan pendaki menggunakan jalur jalan setapak melalui perkebunan tanaman sayur milik warga masyarakat. Jika wisatawan keluarga, nantinya akan dibuat jalur of road menggunakan kendaraan Jeep atau Hardtop seperti di Lava Tour Yogyakarta, atau di Tebing Breksi Sleman. Di sekitar jalur menuju Pos I ada areal yang kosong dan bisa digunakan untuk tempat parkir mobil khusus wisatawan.  Jadi, wisatawan yang membawa kendaraan, cukup memarkirkan di pos Bambangan, dan kemudian dibawa menggunakan kendaraan sejenis hardtop menuju pos I. Jalur ini yang akan menjadi kenangan unik wisatawan yang akan datang” tambah Hartono. (PI-1)

Berita Terkait