Portal Berita
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah
Dianggap Jitu, Anting Emas Temanggung Direplikasi Sejumlah Daerah
- 02 Jun
- Yandip Prov Jateng (2)
- No Comments

TEMANGGUNG – Pemerintah Kabupaten Temanggung dengan seluruh stakeholder yang ada terus bergerak mengatasi masalah stunting melalui berbagai inovasi. Salah satunya adalah intervensi penanggulangan stunting dengan “Anting Emas” akronim dari “Ayo Cegah Stunting dengan Program Inovasi Kesehatan”.
Wakil Bupati Temanggung Nadia Muna mengatakan, lantaran dianggap jitu, pola dari Kabupaten Temanggung ini bahkan kemudian direplikasi oleh sejumlah daerah di Indonesia, antara lain Kabupaten Sumbawa, Kabupaten Cirebon, dan Kabupaten Sumedang.
Penerapan pola ini dianggap efektif dalam menanggulangi stunting secara mendalam dan komprehensif.
Hal itu mengemuka dalam acara Penilaian Kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dalam Pelaksanaan 8 Aksi Konvergensi Penurunan Stunting di Aula Prau, Kantor Bappeda Temanggung, Rabu (28/5/2025).
“Alhamdulillah, Kabupaten Temanggung mendapat feedback yang bagus, mempunyai inovasi luar biasa dan direplikasi kabupaten-kabupaten lain. Melalui inovasi ‘Anting Emas’ terbukti ada penurunan angka stunting secara signifikan, sebab langsung menuju ke titik-titiknya, ada sub programnya melalui pemberian tablet penambah darah, pemberian gizi kepada anak stunting, pijat bayi, dan lain-lain,” ujar Nadia.
Program yang menggunakan pendekatan siklus hidup (life cycle approach) ini mencakup intervensi sejak masih masa remaja hingga balita, melalui strategi intervensi sensitif dan spesifik, bahkan berkesinambungan terhadap seluruh tahapan siklus hidup manusia.
“Anting Emas” menekankan pendekatan keluarga mulai dari kursus calon pengantin plus di Puskesmas dengan PLKB dan KUA, kursus singkat ibu menyusui baru melalui kelas ibu hamil, kelas ibu balita, Posyandu, dan ruang pasca salin.
Kemudian kelas ibu hamil guna mencegah stunting sejak dini secara online melalui WhatsApp dan offline secara berkala di Posyandu atau Puskesmas, kelas ibu balita risiko stunting, massage bayi dan balita untuk tumbuh kembang dengan fisioterapis melakukan stimulasi tumbuh kembang ke rumah balita berisiko stunting.
Ada pula pendekatan “Gemar Asik” (Generasi Remaja Anti Rabi Gasik), dan “Semut Merah” (setiap Jumat Minum Tablet Tambah Darah) bagi remaja putri. Untuk mendukung upaya itu juga disokong dengan “Minti Jambul” (Minimal tiga jamban terbangun setiap bulan).
Kepala Bappeda Temanggung Hendra Sumaryana menuturkan, sebelum ada “Anting Emas”, tren prevalensi stunting dari jumlah penduduk tahun 2024 kurang lebih 811.798 jiwa ada sekitar 19 ribu keluarga masuk kategori berisiko stunting. Namun, tren prevalensi stunting dari data yang ada berdasarkan e-PPGBM April 2025 diketahui ada 13,98 persen atau 5.906 balita, sehingga angka ini menunjukkan adanya tren penurunan dibandingkan sebelum ada inovasi tersebut.
Penulis: Ary;Nmc;Ekp
Editor: WH/DiskominfoJtg