Portal Berita
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah
DESTINASI BARU DONGKRAK KUNJUNGAN KE DESA WISATA SERANG
- 05 Feb
- yandip prov jateng
- No Comments

PURBALINGGA – Munculnya destinasi wisata baru di Desa wisata Serang, Kecamatan Karangreja, Purbalingga, mampu mendongkrak kunjungan wisatawan ke desa yang berada di kaki Gunung Slamet tersebut. Selain munculnya destinasi baru, gelaran Festival Gunung Slamet yang sudah dilakukan tiga kali juga mampu membranding potwnsi desa wisata ini.
“Pada tahun 2017, jumlah kunjungan wisatawan tercatat mencapai 600 ribu pengunjung. Jumlah terbanyak wisatawan berkunjung ke destinasi wisata Lembah Asri Serang yang mencapai 294 ribu. Selebihnya, kunjungan ke Kampung Kurcaci, wisata petik stroberi, bukit selfi, pendakian Gunung Malang, dan rekreasi Pudang Mas Sikopyah,” kata Kepala Desa Serang, Sugito, SE, Jum’at (2/2).
Dikatakan Sugito, selain munculnya destinasi wisata baru yang dikelola oleh komunitas kelompok masyarakat di Desa Serang, khususnya para anak-anak muda, gelaran Festival Gunung Slamet (FGS) juga mampu menambah jumlah wisatawan. Melalui even itu, ikon desa wisata Serang yang berhawa sejuk makin dikenal oleh masyarakat luas. “Kesadaran masyarakat di Desa Serang akan manfaat pariwisata sudah mulai dirasakan. Kesadaran yang meningkat itu akhirnya membuat warga menggali potensi yang ada untuk destinasi wisata baru,” kata Sugito.
Disebutkan Sugito, masyarakat Desa Serang yang berjumlah 8.433 jiwa atau 2.440 kepala keluarga (KK) yang semula sebagian besar memiliki mata pencaharian bertani, kini mulai bergeser. Sebanyak 30 persen masyarakatnya mulai bergeser ke wisata, termasuk didalamnya usaha kuliner dan UMKM yang berkaitan dengan sektor pariwisata. Hanya sebagian kecil lainnya yang berdagang langsung produk komoditas sayuran yang ditanamnya. “Kesadaran masyarakat akan pengembangan sektor pariwisata, juga ditandai dengan banyaknya warga yang membeli saham Badan Usaha Milik Desa (BUMdes) yang mengelola destinasi wisata Lembah Asri D’Las,” kata Sugito.
Sugito merinci, destinasi wisata Lembah Asri dengan luas areal yang dikelola sekitar 5 hektar, total assetnya sudah mencapai Rp 9 miliar. Ketika Bumdes menjual saham pengembangan Lembah Asri, ternyata 250 lembar saham senilai masing-masing Rp 1 juta, terjual dengan cepat. Bahkan, selama tujuh bulan pada tahun 2017, setiap Rp 10 juta nilai saham, sudah dibagikan deviden Rp 3,7 juta. “Saham ini khusus kami jual bagi warga Desa Serang. Hal ini agar masyarakat desa kami merasa memiliki destinasi wisata yang ada. Mereka yang tidak ikut terlibat langsung dalam operasional daya tarik wisata, juga ikut menikmati hasilnya,” kata Sugito.
Bahkan, masih kata Sugito, beberapa warga yang tergabung dalam kelompok tani ternak kambing, malah menjual kambingnya dan dibelikan saham. “Kelompok peternak itu yang terdiri beberapa orang, membeli saham senilai Rp 50 juta, dan telah mendapat deviden hampir Rp 20 juta,” kata Sugito.
Sugito mengatakan, hasil penjualan saham digunakan untuk pengembangan wahana baru di Lembah Asri. Wahana baru itu seperti untuk membeli alat ATV, sepeda air, membangun wahana playground, dan sejumlah wahana lainnya. BUMdes yang mengelola destinasi wisata itu mentargetkan penambahan dua wahana baru setiap tahunnya. “Pendapatan kotor Lembah Asri D’Las pada tahun 2017 mencapai Rp 1,7 miliar. Dari pendapatan itu sudah ditentukan biaya operasionalnya tidak boleh lebih dari 60 persen. Dari pendapatan itu, sebanyak Rp 300 juta disetorkan ke desa dalam APBDes,” kata Sugito sembari menambahkan, target pendapatan pada tahun 2018 ini di Lembah Asri D’Las menjadi Rp 1,8 miliar.
Sugito menambahkan, pihak Pemerintah desa juga mendukung tumbuhnya destinasi wisata baru yang tidak dikelola oleh BUMdes. Pihak desa bahkan memberikan bantuan dana untuk pengembangan destinasi itu seperti di Kampung Kurcaci sebesar Rp 100 juta, destinasi pendakian Gunung Malang Rp 50 juta, Pudang Mas Rp 50 juta, dan Bukit Selfi Rp 70 juta. “Bantuan kepada masing-masing kelompok masyarakat pengelola destinasi itu dimaksudkan untuk mengoptimalkan potensi wisata dan meningkatkan pelayanan kepada wisatawan, misalnya untuk membangun tempat parkir,” tambah Sugito. (PI-1)