Desa Tumis, Upaya Sragen Turunkan Angka Kemiskinan Tuai Hasil

  • 13 Nov
  • Yandip Prov Jateng (2)
  • No Comments

SRAGEN – Upaya Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati dalam menurunkan angka kemiskinan, kini membuahkan hasil. Tercatat, angka kemiskinan di Kabupaten Sragen terus menunjukkan tren penurunan selama tiga tahun berturut- turut.

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Riset Daerah, Penelitian dan Pengembangan (Bapperida dan Litbang) Kabupaten Sragen, Aris Tri Hartanto mengatakan, angka kemiskinan Kabupaten Sragen pada 2024, mencapai angka terendah sejak delapan tahun terakhir. Penurunan itu merupakan hasil dari berbagai program dan inovasi yang dilaksanakan oleh Pemkab Sragen, di bawah kepemimpinan Yuni. Salah satu inisiasinya, program Desa Tuntas Kemiskinan atau Tumis.

“Penurunan angka kemiskinan di tahun 2024 ini terbaik sepanjang masa, yakni 12,41 persen. Dulu angka kemiskinan Sragen tahun 1996 nomor dua dari bawah di Jawa Tengah,” ungkap Aris, saat ditemui di ruang kerjanya, Selasa (12/11/2024).

Aris mengatakan sebelum pandemi Covid-19, angka kemiskinan di Kabupaten Sragen terendahnya 12,78 persen. Namun saat pandemi Covid-19, angka kemiskinan sempat naik 13,38 persen, dan puncaknya pada 2021 sebesar 13,38 persen.

“Jadi, posisi angka 12.41 merupakan angka terbaik penemuan kemiskinan sampai dengan tahun ini, dengan tahun sebelumnya termasuk sebelum pandemi Covid-19,” katanya.

Angka penurunan kemiskinan di Kabupaten Sragen, lanjut Aris, lebih baik dibanding wilayah Solo Raya.

“Penurunan ini merupakan penurunan terbaik di Solo Raya antara kabupaten kota se-Solo Raya. Penurunan 0,46 persen, dari sebelumnya 12,87 persen ke 12,41 persen kan turun 0,46 persen, ini adalah terbaik di Solo Raya, lebih baik dibandingkan kota Surakarta juga, dan untuk profesi Jawa Tengah angka penurunan 0,46 persen ini kita menduduki peringkat ke-8 dalam proses penurunan Jawa Tengah,” urai Aris.

Menurutnya, melaui Program Desa Tumis bisa mengentaskan kemiskinan ekstrem sebanyak 4.000-an jiwa.

“Sebelumnya ada sekitar 114 ribu jiwa yang tergolong miskin ekstrem. Desa Tumis yang sudah ada sejak 2022 ini, Tumis harus tepat sasaran, waktu dan manfaat,” lanjut Aris.

Ia mengungkapkan, Desa Tumis merupakan konvergensi dari empat strategi penanggulangan kemiskinan yang dilaksanakan di desa terpilih, dengan anggaran dari berbagai pihak yakni APBN, APBD Provinsi, APBD Kab, CSR dan filantropi.

“Anggaran untuk Desa Tumis Rp16,8 miliar, dibagi untuk RTLH, jambanisasi, air bersih, UEP, bantuan ternak, listrik gratis, beasiswa miskin, dan PBI,” pungkasnya.

Penulis : Miyos/Yuli_DiskominfoSragen
Editor : WH/Ul, DiskominfoJtg

Berita Terkait