Portal Berita
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah
Demi NKRI, Toleransi Antarumat Beragama Harus Terus Dirajut
- 25 Jun
- yandip prov jateng
- No Comments

BREBES – Persatuan dan kesatuan antarumat beragama harus terus dirajut dan dijaga. Rasa saling menghormati, dan menghargai sebagai dasar toleransi dalam masyarakat jangan sampai luntur demi kokohnya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Demikian disampaikan oleh anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres), Maulana Habib Luthfi bin Ali Yahya, saat melakukan kunjungan kerja di Kabupaten Brebes, Rabu (24/6/2020). Ada tiga titik yang dikunjungi Habib Luthfi bersama dengan anggota Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB), yaitu Masjid Agung Brebes, Kelenteng Hok Tek Bio, dan Gereja Katolik St Maria Fatima Brebes.
Tokoh ulama yang akrab disapa dengan panggilan Abah tersebut juga menekankan pentingnya mempertahankan harga diri bangsa dengan menganalogikannya sebagai air laut yang asin.
“Air laut selalu konsisten dengan keasinannya, tidak mudah terintervensi oleh air sungai dan derasnya air hujan yang tawar. Air laut juga tidak mau membuat asin mahluk hidup lain yang ada didalamnya. Dalam artian, air laut bisa menjadi contoh agar manusia juga harus punya pendirian yang kuat, bisa saling menghargai dan menghormati tanpa mengintervensi, memaksakan kehendak pada orang lain,” ujar Abah.
Senada, Bupati Brebes, Idza Priyanti, mengajak warganya untuk memperkuat rasa cinta tanah air, dan memperkokoh tali silaturahmi, persatuan dan kesatuan bangsa. Selain itu, warga diminta untuk meninggikan toleransi, dan membudidayakan sikap saling menghormati antarsesama.
Bupati Idza juga mengucapkan terima kasih pada FKUB yang selalu mendukung program kerja pemerintah dengan selalu menjaga kerukunan sehingga Brebes tetap aman damai.
Saat mengunjungi Kelenteng Hok Tek Bio Brebes, para tamu dan warga bersama-sama menyanyikan lagu Padang Wulan dengan diiringi tetabuhan musik Barongsai. Lagu tersebut, menurut Rais Syuriyah PBNU, KH Subkhan Makmun, berisi ajakan untuk berfikir secara terang benderang.
“Pikiran yang padang (terang) akan menjaga hati menjadi rasa saling menghargai dan menghormati tanpa mencela atau mencaci maki,” ungkap Kiai Subkhan.
Penulis: Yaser Arafat/Wasdiun/Kontributor Brebes
Editor: Tn/Diskominfo Jateng