Demak Penghasil Bawang Merah Terbesar Kedua se-Jawa Tengah

  • 19 Jul
  • yandip prov jateng
  • No Comments

DEMAK – Sejak tahun 1970-an, Kabupaten Demak menempati peringkat ke-2 seJawa Tengah sebagai daerah penghasil bawang merah setelah Kabupaten Brebes. Dengan luas area kurang lebih 6.000 ha, tahun 2018 Kabupaten Demak mampu menghasilkan 423.466 kuintal bawang merah. Demikian disampaikan Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Demak Ir. Wibowo melalui Kabid Tanaman Pangan dan Hortikultura Heri Wuryanta, S.TP, M.Si. saat ditemui di sela kesibukannya, Jum’at (19/7).

Ia menjelaskan, daerah penghasil bawang merah berada di 5 Kecamatan utama yaitu Kecamatan Mijen dengan luas 3.303 ha, Kecamatan Karanganyar seluas 1.017 ha, Kecamatan Wedung 564 ha, Kecamatan Demak 424 ha dan Kecamatan Dempet 321 Ha. Lebih lanjut pria yang akrab disapa Heri itu menyampaikan, perkembangan bawang merah di Kabupaten Demak lima tahun terakhir menunjukkan pertambahan luas area penanaman bawang merah.

 Hal itu menggambarkan minat petani sangat tinggi dalam berbudidaya bawang merah dengan pertimbangan bahwa secara umum mudah dibudidayakan, pangsa pasar bagus, kesesuaian lahan dan agroekosistem yang mendukung pertumbuhan yang optimal. Disamping itu, masa produksi bawang merah yang relatif singkat juga membuat petani merasa lebih cepat mendapatkan hasil dari budidaya bawang merah tersebut serta pada saat-saat harga jual cukup menjanjikan.

Melihat prospek dan perkembangan bawang merah di Demak, lanjut Heri, Pemerintah Kabupaten Demak melalui Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Demak turut berperan dalam pengembangan kawasan bawang merah melalui penyaluran bantuan sarana dan prasarana kepada kelompok tani bawang merah yang diakomodir dari anggaran APBN Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian RI berupa saprodi benih bersertifikat, pupuk (NPK, ZA, KNO3) dan alsin (Cultivator, pompa air, Handsprayer elektrik, alat pengolah bawang merah) untuk mekanisasi pertanian.

Menurutnya, pemberian bantuan tersebut bertujuan memberikan stimulan bagi petani dan membantu meningkatkan produksi bawang merah melalui penerapan GAP (Good Agriculture Practices) dan SOP (Standard Operasional Procedur) untuk menghasilkan produk berkuallitas dengan biaya produksi rendah.

Diakuinya, pihaknya melakukan beberapa terobosan dengan melakukan pemetaan kawasan, pengaturan pola tanam, pendampingan dan penyuluhan petani, penanganan pasca panen, penguatan kelembagaan petani serta membangun kemitraan  dengan pabrikan untuk menyerap hasil produksi dengan prinsip saling menguntungkan.  (*Humas Demak)

Berita Terkait