Portal Berita
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah
Dai Didorong Kreatif Berdakwah Meski Tanpa Tatap Muka
- 30 Aug
- yandip prov jateng
- No Comments

KAJEN – Edukasi kepada masyarakat harus dilakukan secara kontinyu, melalui berbagai pola dan media, termasuk dakwah oleh para pendakwah atau dai. Bahkan, dakwah dengan materi tentang Covid-19 sangat diperlukan untuk mengedukasi masyarakat agar pandemi segera selesai.
“Utamanya adalah mengedukasi masyarakat, yang secara moral saat ini masih terpuruk dengan adanya pandemi Covid-19,” ujar Bupati Pekalongan Fadia Arafiq, saat menghadiri Rapat Koordinasi bersama Perwakilan Dai se-Kabupaten Pekalongan, di aula Kemenag Kabupaten Pekalongan, beberapa hari lalu.
Menurutnya, sebagai sosok yang sering berhadapan langsung dengan masyarakat, pendakwah merupakan sambungan lidah pemerintah. Fadia berharap para dai di Kabupaten Pekalongan dapat terus berdakwah kepada warga, meskipun tanpa harus bertatap muka.
“Kegiatan keagamaan seperti pengajian dan majelis taklim, belum bisa dilaksanakan secara tatap muka. Namun, saya berharap para dai dapat berinovasi dan berkreasi, supaya masyarakat bisa tetap mendapatkan dakwah, tanpa perlu bertemu secara langsung untuk mencegah kerumunan,” tutur Fadia.
Pihaknya berpesan kepada para dai, agar bisa memasukkan materi tentang pentingnya menerapkan protokol kesehatan dalam setiap kegiatan dakwahnya. Tujuannya, masyarakat bisa lebih memahani tentang pencegahan terhadap penularan Covid-19. Dengan begitu, pandemi Covid-19 dapat segera teratasi, sehingga aktivitas masyarakat dapat berjalan seperti sedia kala, termasuk kegiatan keagamaan.
Sementara itu, Kepala Kementerian Agama Kabupaten Pekalongan, Kasiman Mahmud Desky, mendorong para dai untuk memanfaatkan berbagai platform media sosial secara bijak, sebagai sarana berdakwah.
“Inovasi yang bisa dilakukan oleh para dai adalah dengan membuat konten-konten dakwah di media sosial, yang juga dapat diunggah melalui platform Youtube, sehingga masyarakat Kabupaten Pekalongan bisa tetap mendapatkan dakwah tanpa harus bertemu dan berkerumun,” katanya.
Kasiman menambahkan, saat ini terdapat 152 orang dai yang terdaftar di Kemenag. Jumlah tersebut belum mencakup para dai yang berasal dari organisasi massa, seperti Muhammadiyah, NU, dan Rifaiyah, yakni sekitar 2.000 orang.
Penulis: Didik, Dinkominfo Kabupaten Pekalongan
Editor: Tn/Ul, Diskominfo Jateng