Portal Berita
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah
Covid-19 di Blora Masih Berpotensi Menyebar
- 26 Jun
- yandip prov jateng
- No Comments

BLORA – Perkembangan persebaran virus Corona di Kabupaten Blora masih berpotensi terjadi. Hal itu ditandai dengan masih adanya kasus-kasus baru dari hasil tracking Dinas Kesehatan Kabupaten Blora.
Sekretaris Daerah Kabupaten Blora Komang Gede Irawadi selaku sekretaris GTPP Covid-19 mengatakan, hngga kini jumlah orang tanpa gejala (OTG) masih 74 orang, orang dalam pengawasan (ODP) 16 orang yang masih dipantau, pasien dalam pengawasan (PDP) ada enam orang yang diawasi. Dan orang dengan hasil rapid test reaktif yang masih menunggu swab test ada 26 orang.
“Sedangkan untuk kasus positif Covid-19 secara keseluruhan ada 48 kasus, rinciannya 36 (orang) dirawat, tujuh (orang) sembuh, dan lima (orang) meninggal dunia,” jelasnya, saat konferensi pers menyampaikan update Covid-19, di Posko setempat, Kamis (25/6/2020).
Melihat perkembangan tersebut, lanjut Komang, menunjukkan masyarakat belum disiplin secara penuh. Karenanya, pihaknya mengajak masyarakat untuk terus disiplin melaksanakan protokol kesehatan agar terhindar dari potensi penularan Covid-19.
“Tak henti-hentinya kita mengingatkan agar masyarakat terus menggunakan masker saat beraktivitas keluar rumah, jaga jarak, dan tidak berkerumun. Masih banyak kita jumpai masyarakat yang berkerumun ketika sore hari hingga malam. Kami minta untuk jangan dilakukan. Berolahraga itu memang penting, namun jaraknya harus diperhatikan dan sesuai protokol kesehatan,” lanjut Sekda.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Blora Lilik Hernanto menyampaikan, dari 36 orang positif Covid-19, empat orang di antaranya menjalani perawatan di rumah sakit atau klinik. Sedangkan 32 orang lainnya menjalani isolasi mandiri di rumah.
Menurutnya, pasien Covid-19 yang menjalani isolasi mandiri di rumah ini secara klinis tidak mengalami gejala yang berat, tidak sakit berat, bahkan tidak ada gejala, yang secara SOP diperbolehkan isolasi mandiri. Akan tetapi perlu disiplin ketat dan pengawasan dari keluarga, dan masyarakat sekitar.
“Selama belum dinyatakan sembuh secara laboratorium dua kali negatif swab berturut-turut, maka harus isolasi di rumah dan tidak boleh keluar. Dia masih berisiko menjadi sakit meskipun fisiknya sehat, karena masih ada virus di dalam tubuhnya, juga berisiko menularkan ke orang lain,” jelas Lilik.
Terhadap pasien yang isolasi mandiri di rumah, pihaknya meminta agar masyarakat sekitarnya untuk tidak takut, namun tetap waspada. Justru masyarakat harus memberikan dukungan agar pasein segera sembuh.
“Asal kita tidak kontak erat, tidak bersalaman dan tidak berdekatan. Selalu pakai masker, cuci tangan pakai sabun, dan mematuhi physical distancing, kita masih aman dan tidak akan tertular,” tegasnya.
Ketua PMI Kabupaten Blora Sutikno Slamet menyampaikan, PMI telah melakukan penyemprotan disinfektan dalam rangka membantu pencegahan dan penanggulangan Covid-19.
“Kita laksanakan penyemprotan fasilitas umum di 16 kecamatan se-Kabupaten Blora. Kita aktifkan seluruh relawan di kecamatan dan desa, serta pos pantau perbatasan Kabupaten bekerja sama dengan TNI, Polri dan Dinas Perhubungan,” terang Sutikno Slamet.
Terkait penerapan kenormalan baru, PMI Kabupaten Blora berupaya memberikan edukasi kepada masyarakat untuk menaati protokol kesehatan, utamanya wilayah zona merah.
“PMI juga telah melaksanakan promosi kesehatan dan penyemprotan disinfektan ke desa-desa tempat tinggal pasien klaster Temboro, yang beberapa waktu lalu pulang dari Klinik Bakti Padma. Seperti di Desa Getas, Desa Mendenrejo (Kecamatan Kradenan), dan Desa Gempol, Jegong, Jati (Kecamatan Jati),” terangnya.
Pada kesempatan itu, juga diserahkan bantuan 40 paket alat pelindung diri (APD) berupa baju hazmat dari PMI Kabupaten Blora, kepada posko GTPP Covid-19 Kabupaten Blora, untuk disalurkan ke fasilitas kesehatan yang membutuhkan.
Penulis : Tim Liputan Prokompim Blora
Editor : Dia, Diskominfo Jateng