Cegah Kasus Stunting Baru, Pemkab Rembang Beri PMT

  • 28 Jun
  • yandip prov jateng
  • No Comments

REMBANG – Nala, balita berusia 2 tahun 4 bulan, mendatangi Posyandu di Balai Desa Sumberjo, Kecamatan Rembang, Kamis (27/6/2023). Usai didaftarkan ibunya, Angela Herti, Nala menjalani tahapan pengukuran. Mulai penimbangan berat badan, pengukuran tinggi badan, lingkar kepala, dan lingkar lengan atas.

Setelah itu, Nala dan ibunya pun menuju meja konsultasi, untuk memperoleh edukasi gizi, kemudian mendapatkan makanan yang disediakan tim untuk penambahan asupan gizi.

Ya, pemberian makanan tambahan (PMT) merupakan program Pemerintah Kabupaten Rembang, untuk mencegah terjadinya kasus stunting baru. Tak hanya Nala, ribuan balita dan ratusan ibu hamil juga menerima intervensi gizi berupa PMT.

Ibu Nala, Angela Herti mengatakan, jika berat badan anaknya selama dua bulan terakhir ini stagnan sembilan kilogram. Nala mengalami kesulitan naik berat badan, karena sering sakit.

“Bulan lalu berat badannya sempat naik 1 kg lebih, tapi karena sakit panas, batuk, pilek, jadi turun lagi. Kalau makannya gampang, tapi kalau sakit, berat badannya turun lagi,” ungkap Angela, saat mengikuti kegiatan PMT di Balai Desa Sumberjo, Kecamatan Rembang, Kamis (27/6/2023).

Karenanya, imbuh Angela, Nala menerima makanan dari program PMT pemulihan secara gratis setiap hari selama 14 hari, mulai 21 Juni 2024. Menunya bervariasi, sesuai petunjuk teknis dari Dinas Kesehatan. Harapannya, Nala bisa mengejar berat badan idealnya dan tidak menjadi stunting.

Menurut Angela, program PMT sangat membantu dalam pemenuhan asupan gizi anaknya, terutama karena makanannya berupa cemilan yang menarik bagi anak-anak.

“Kalau PMT ini bagus ya, apalagi bentuknya cemilan. Biasanya kalau anak nggak doyan makan, dia lebih tertarik dengan cemilan apapun bentuknya,” tambahnya.

Anggota Tim Pendamping Keluarga (TPK) Desa Sumberjo, Dian Anggraini menyampaikan, program PMT dilaksanakan oleh tim pelaksana di setiap desa, yang terdiri dari empat orang, antara lain Kader PKK (sebagai bendahara, penyedia, dan distributor PMT), kader PPKBD (sebagai koordinator edukasi gizi, distributor, dan pemantauan PMT), kader pembangunan manusia (sebagai koordinator pengelolaan data, distributor, dan pemantauan PMT), serta kader Telponi/kader Posyandu (sebagai koordinator distribusi PMT dan pemantauan).

Disampaikan, menu kali ini adalah perkedel ayam dan muffin telur. Makanan tersebut diperuntukkan bagi 46 anak balita dengan berat badan kurang dan ibu hamil dengan kurang energi kronis (KEK).

“Yang untuk anak stunting dan gizi buruk menunggu jadwal dari Puskesmas. Total 55 anak, jika ditambahkan dengan anak yang berat badannya tidak naik,” ujarnya.

Dian menambahkan, periode pemberian PMT bervariasi, 14 hari untuk balita yang berat badannya tidak naik, 30 hari untuk balita berat badan kurang, 56 hingga 60 hari untuk anak gizi kurang, serta 120 hari untuk ibu hamil KEK.

Data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Rembang, imbuhnya, menunjukkan program PMT tahun ini bersumber dana bantuan keuangan dari Provinsi Jateng dan BOK Puskesmas, dengan total sasaran 8.914 balita dan 1.353 ibu hamil.

Sebagai informasi, hasil PMT 2023, dari total 2.232 balita sasaran, 69,13% berhasil mengalami kenaikan berat badan rata-rata 0,48 kg, dan 40,96% balita mengalami peningkatan tinggi badan rata-rata 1,26 cm. Selain itu, 58,01% dari 1.815 balita dengan gizi kurang berhasil meningkatkan status gizinya menjadi baik, setelah mendapatkan makanan tambahan.

Penulis: Mifta, Kominfo Rembang
Editor: Di/Ul, Diskominfo Jateng

Berita Terkait