Portal Berita
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah
BUPATI TINJAU SMKN1 BATEALIT YANG TERDAMPAK BANJIR
- 15 Jan
- yandip prov jateng
- No Comments


JEPARA – Pasca terjadinya banjir di SMKN 1 Batealit, Bupati Jepara Ahmad Marzuqi dengan didampingi dinas terkait meninjau keberadaan sekolah tersebut pada Jumat (12/1) pagi. Dengan mengenakan pakaian olahraga, orang nomor satu di Jepara ini memasuki beberapa ruangan sekolah yang sempat terendam banjir. Bahkan bupati, juga mengecek saluran pengairan (irigasi) yang ada di sekitar sekolah tersebut.
Kepala BPBD Jepara Lulus Suprayetno mengatakan, usai melihat kondisi di lapangan, bupati menginstruksikan langsung kepada pihak sekolah, untuk segera menginventalisir kerusakan yang disebabkan karena adanya banjir.Selain itu, bupati juga menginstruksikan kepada DPUPR menurunkan alat berat untuk melakukan penataan kembai irigasi lingkungan di Kali Mati atau sekitar lokasi SMKN 1 Batealit sebagai saluran penampunngan air. “Bupati berharap, agar ada penataan irigasi lingkungan” katanya.
Selain itu, bupati juga menginstruksikan untuk mengaktifkan kembali, anakan anakan sungai yang ada di lereng atas muria. Sehingga, saat air bah turun, maka akan tertampung oleh anakan sungai. Sehingga air yang datang ke bawah debitnya sudah mulai berkurang.
Dikatakan Lulus, kondisi di wilayah Lereng Muria bagian barat, kondisi kerusakan memang cukup parah. Jika dulu banyak tanaman atau pohon seperti coklat, kakau, dan cengkeh, saat ini sudah diganti dengan jenis tanaman produksi seperti Sengon dan jabon. “Tanaman sengon dan Jabon ini, mempunyai kekuatan hanya beberapa tahun saja. Setelah besar akan ditebang dan lereng akan kembali gundul” katanya.
Waka Sarpras SMKN 1 Batealit Hariyanto mengatakan, usai diterjang banjir. Hingga saat ini, aktifitas sekolah berangsur normal. Para siswa, juga sudah mulai melakukan aktifitas belajar. “Para siswa sudah mulai melakukan aktifitas belajar” katanya.
Dijelaskan, banjir bandang menghatam sekolah pada Kamis (11/1) pukul 05.00 WIB. Ketinggian air dari banjir bandang itu sekitar 30 hingga 50 sentimeter. Diperkirakan kerugian pihak sekolah akibat kejadian inimencapai Rp 400 juta. Selain menghantam sekolah, tercatat ada belasan rumah warga di sekitar lokasi pengembangan perumahan yang terdampak “Banjir terjadi singkat namun alirannya deras. Banjir berasal dari sungai yang berada di bagian lebih tinggi dari sekolah,” terangnya.