Portal Berita
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah
BUNDA SHINTA NURIYAH GUS DUR SAUR BARENG DI PENDOPO BREBES
- 22 May
- yandip prov jateng
- No Comments

BREBES_Istri mendiang Presiden Indonesia keempat KH Abdurrahman Wahid ibunda Dra Shinta Nuriyah Abdurrahman Wahid MHum direncanakan sahur bersama masyarakat Brebes di pendopo Bupati Brebes, Senin (21/5)
Ketua Panitia lokal Ahmad Munsip Maksudi menjelaskan, Bunda Shinta akan Saur di Brebes Bupati Brebes Hj Idza Priyanti SE MH, kaum dhuafa, anak yatim piatu, petani bawang merah, tukang becak, anak jalanan, tukang parkir & fakir miskin.
“Tokoh lintas agama juga akan hadir sebagai bukti penghormatan kepada beliau,” ujar Ahmad Munsip yang juga Ketua PC GP Ansor Brebes, di sela persiapan di pendopo Brebes, Ahad (20/5).
Brebes, lanjut Munsip, merupakan kota ke-6 yang disinggahi Bunda shinta dari 35 Kabupaten Kota Kabupaten dan Provinsi se Indonesia. Sebelum ke Brebes, bunda Shinta telah singgah di Kampung Bhineka Sumbersari kota Bandung, Parakanmuncang Kab Bandung, kota Garut, gedung Ukhwah Cipasung Tasikmalaya, kota Tegal dan besok di Pendopo Brebes.
Sahur bersama yang mengambil tema dengan Berpuasa Kita Kembangkan Kearifan, Kejujuran dan Kebenaran Dalam Kehidupan Berbangsa diselenggarakan Pemerintah Kabupaten Brebes yang didukung PC GP Ansor Brebes dan Jaringan Gusdurian Bumiayu Raya.
Sedikitnya 500 peserta yang diundang bakal sahur bersama di pendopo, belum simpatisan dan pengagum Gus Dur dari berbagai daerah di Brebes dan sekitarnya akan tumplek blek di Pendopo Brebes. Sebelum acara, akan dimeriahkan dengan penampilan musik akustik religi, hadroh, terbang kencer dan pembacaan puisi.
Sinta Nuriyah Wahid lahir di Jombang, 8 Maret 1948 dan menjadi Ibu Negara Indonesia keempat dari tahun 1999 hingga tahun 2001.
Pada tahun 1992, Sinta menjadi korban kecelakaan mobil yang melumpuhkan separuh tubuhnya. Ia menjalani terapi fisik selama satu tahun agar dapat menggerakkan lengannya. Ia kemudian melanjutkan S2 di bidang kajian perempuan di Universitas Indonesia. Staf universitas membawa Sinta ke lantai empat gedung universitas menggunakan tandu.
Sejak suaminya dimakzulkan, Sinta menjadi aktivis pendukung Islam moderat. Dan memulai tradisi buka puasa lintas agama pada bulan Ramadan dan untuk ini merupakan tahun yang ke-18. (wasdiun)