
BOYOLALI- Berwisata tidak selalu identik dengan bersenang-senang, namun bisa juga memanjakan kalbu. Wisata yang mampu memberikan pencerahan dalam hati salah satunya dengan wisata religi. Salah satu lokasi wisata yang direkomendasikan untuk berwisata religi yaitu di Masjid Cipto Mulyo Pengging.
Masjid yang terletak di Desa Pengging, Kecamatan Banyudono tersebut merupakan masjid peninggalan Sri Susuhunan Pakubuwono X tahun 1838. Maka tidak heran desain masjid yang berlokasi diarea sebelum memasuki gerbang makam pujangga Keraton Surakarta, R Ng Yosodipuro tersebut memiliki sentuhan hampir mirip dengan Masjid Agung Surakarta.
Lokasi masjid juga berdekatan dengan Umbul Sungsang yang terkenal di kawasan Pengging. Menilik sejarahnya, pendirian Masjid Cipto Mulyo Pengging tidak lepas dari hubungannya dengan keberadaan makam R.Ng. Yosodipuro di dekatnya. Menurut sejarah, masjid tersebut didirikan oleh ayah R.Ng. Yosodipuro yaitu Tumenggung Padmonegoro dimana saat itu Tumenggung Padmonegoro menjabat sebagai Bupati Pekalongan yang diangkat oleh Sultan Agung Hanyokrokusumo.
Awal pendirian masjid, Tumenggung Padmonegoro menamakan masjid tersebut dengan nama Masjid Karangduwet. Kemudian masjid tersebut direnovasi oleh Pakubuwono X dan mengganti namanya menjadi Masjid Cipto Mulyo.
Dari nilai historis tersebut, maka tidak heran Masjid Cipto Mulyo menjadi salah satu destinasi wisata religi di Pengging. Bangunan masjid tersebut juga masuk dalam bangunan kuno dengan nuansa Jawa. Desain masjid dibuat khas Jawa yaitu berbentuk limasan seperti pendopo. Jika masuk ke dalam masjid maka akan terlihat pilar masjid yang terbuat dari kayu jati dan dicat berwarna krem.
“Saya tadi dari Umbul Sungsang, mampir Masjid Cipto Mulyo untuk sholat sekaligus wisata religi. Selama ini saya dengar-dengar saja kalau masjid ini milik Keraton Surakarta. Mumpung pas di rumah saudara di Pengging, sekalin mampir,” ucap Ririn, warga Pacitan, salah satu pengunjung masjid, Kamis (7/3).