Bertahan di Tengah Pandemi, Wayan Ubah Plastik Kresek Jadi Bunga Hias

  • 24 Sep
  • yandip prov jateng
  • No Comments

BATANG – Sampah plastik masih menjadi persoalan di Indonesia. Bahkan, World Economic Forum menyebut Indonesia sebagai produsen sampah plastik terbesar kedua setelah Cina.

Hal itulah yang menjadi motivasi Wayan Sukis (38), salah satu warga di Desa Kaliboyo, Kecamatan Tulis, Kabupaten Batang, Jawa Tengah, memanfaatkan sampah kantong plastik menjadi kerajinan bunga hias yang bernilai jual tinggi.

Wayan menjelaskan, sampah plastik, apalagi tas kresek, akan membutuhkan waktu puluhan hingga ratusan tahun untuk terurai. Apabila tidak didaur ulang dengan baik, dapat mencemari lingkungan. Sampah plastik inilah yang meresahkan masyarakat, bahkan dapat menyebabkan bencana banjir. Karena apabila dikubur, tidak akan hancur, digali masih tetap plastik.

“Oleh karena itu, saya berinisiatif membuat bunga hias seperti ini, untuk mengurangi limbah sampah plastik,” terang Wayan saat ditemui di Desa Kaliboyo, Kecamatan Tulis, Kabupaten Batang, Selasa (22/9/2020).

Ia menerangkan, proses pembuatannya pun cukup mudah dan sederhana. Bahan utama yang dibutuhkan yakni sampah kantong plastik yang dipress dengan setrika panas, kemudian dibuat polanya, lalu digunting untuk membuat daun, bunga, bahkan hiasan lainnya.

Untuk membuat satu kerajinan bunga hias, Wayan hanya membutuhkan waktu sekitar 30-60 menit, tergantung kerumitan dan modelnya. Dalam sehari, ia dapat menghasilkan empat sampai lima bunga hias siap jual.

Produk buatannya ini dipasarkan dengan cara berkeliling menggunakan sepeda motor dan dibanderol dengan harga Rp20.000 per buah.

“Untuk omzet terbilang lumayan. Dalam sebulan bisa mendapat ratusan hingga jutaan rupiah, tergantung sepi atau ramainya pembeli. Bahkan pernah dalam sehari mendapat uang Rp150.000,” imbuhnya.

Wayan berharap, masyarakat sadar akan sampah. Sedapat mungkin sampah apapun didaur ulang menjadi karya yang bernilai, jangan sampai dibuang apalagi dibakar.
Jika sampah organik tidak perlu dikhawatirkan karena berubah menjadi kompos, tetapi jika sampah anorganik tidak dapat terurai.

“Intinya, peduli dengan lingkungan. Saya ingin desa saya, bahkan negara Indonesia terbebas dari sampah plastik,” katanya.

Kepala Disperindagkop dan UKM Kabupaten Batang, Subiyanto mengapresiasi ide kreatif dari Wayan Sukis yang mendaur ulang sampah plastik untuk diubah menjadi barang bernilai ekonomis.

“Di tengah kondisi Covid-19 dia berusaha untuk mendapatkan pemasukan dari hasil penjualan bunga plastik,” ungkapnya.

Subiyanto mengaku, meskipun saat ini masyarakat berbondong-bondong mendaftarkan usahanya untuk mendapatkan bantuan Presiden, namun pantang bagi seorang Wayan Sukis meminta bantuan.

“Dia (Wayan Sukis) memiliki kepercayaan untuk berusaha dengan tangan sendiri, karena lebih mendatangkan keberkahan,” bebernya.

Subiyanto juga berharap, pelaku UKM yang lain ikut termotivasi untuk sekreatif mungkin dengan ide apapun yang penting bermanfaat bagi masyarakat.

Penulis : MC Batang, Jateng/Ardhy
Editor : dnk/ul Diskominfo Jateng

Berita Terkait