Portal Berita
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah
BERNOSTALGIA DENGAN DOKAR, TRANSPORTASI TRADISIONAL DI TERMINAL DOKAR NGARU-ARU
- 09 Mar
- yandip prov jateng
- No Comments

BOYOLALI- Peluh Karni (40) tampak menetes di keningnya setelah turun dari bus jurusan Solo-Semarang, Kamis (8/3). Wanita warga Desa Gombang Kecamatan Sawit; Boyolali tersebut meneruskan perjalanannya menuju arah selatan dari lampu bangjo Ngangkruk. Setelah berjalan sekitar 50 meter, Karni menghentikan langkahnya dan terlihat menunggu sesuatu sambil melihat-lihat.
Tidak berselang lama, Perempuan berjilbab tersebut kembali melangkah mendekati sebuah dokar yang tengah menunggu pelanggan. Ya, Karni merupakan salah satu masyarakat yang masih memanfaatkan keberadaan moda transportasi tradisional yang beropersional dengan cara ditarik seekor kuda tersebut.
“Semula pengen naik ojek, tapi setelah dipikir-pikir kenapa gak naik dokar saja. Toh jarak terminal dokarnya dekat dengan lokasi turunnya bis,” jawabnya setelah ditanya kenapa memilih dokar.
Menurutnya, dokar merupakan transportasi yang menyenangkan untuk dinaiki, apalagi jika membawa anak-anak.
“Selain itu, kalau membawa muatan banyak juga bisa. Beruntung Terminal Dokar Ngaru-aru masih beroperasi sampai saat ini. Soal harga, saya kira tidak terlalu mahal, sesuai dengan jarak yang ditempuh juga. Dulu kalau naik.dari terminal ke Pasar Pengging cukup bayar Rp 3.000,” tuturnya.
Supono, salah satu kusir dokar menambahkan, penurunan jumlah penumpang sangat terasa selama 10 tahun terakhir. Kendati demikian, Supono yang sudah berprofesi menjadi kusir dokar lebih dari 15 tahun itu lebih memilih tetap bertahan.
“Dulu penumpangnya yang antre-antre. Sekarang kami yang antre nunggu dapat diliran penumpang. Tidak jadi masalah, itung-itung sambil istirahat. Kalau musim liburan lumayan ramai juga, banyak anak sekolah naik dokar,” urainya sembari tersenyum.