BERKACA DARI GUNUNG KIDUL, BREBES BISA MAKMUR SEJAHTERA

  • 07 Apr
  • dev_yandip prov jateng
  • No Comments

BREBES-Menjadikan masyarakat  Kabupaten Brebes yang berkecukupan, makmur dan sejahtera menjadi target Bupati Brebes Hj Idza Priyanti SE pada masa kepemimpinan periode II.  Untuk itu,  dia terus belajar menanggulangi kemiskinan pada daerah yang terbukti sukses pada problema serupa, antara lain Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

“Kami berupaya menimba ilmu pada daerah yang didera kemiskinan namun akhirnya bisa melepaskan diri menjadi makmur dan sejahtera,” ujar Idza di sela kunjungan kerjanya ke Kabupaten Gunung Kidul di Pendopo Gunungkidul, Rabu-Kamis (4-6/4).

Idza menargetkan angka kemiskinan di Brebes dari 19.74 persen dalam lima tahun mendatang akan diturunkan menjadi 5 persen. Mengaca dengan Kabupaten Gunung Kidul yang kondisi alamnya dipenuhi dengan cadas dan batu kapur saja bisa menurunkan angka kemiskinan. “Saya yakin, Brebes yang begitu subur makmur dengan potensi alam dan sumber daya manusia yang tercukupi bisa lepas dari jeratan kemiskinan,” tekadnya.

Kunjungan diterima langsung Bupati Gunungkidul Badingah dan Sekda Gunungkidul Drajat Ruswandono, dan jajaran pejabat setempat lainnya.

Bupati Gunungkidul melalui Sekda dalam ucapan selamat datangnya menceritakan kalau Gunungkidul merupakan salah satu kabupaten di Daerah Istimewa Yogyakarta, dengan Ibu Kota Wonosari yang terletak 39 km sebelah tenggara Kota Yogyakarta. Organisasi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul berdasarkan Peraturan Daerah No 7 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Gunungkidul.

Kabupaten Gunungkidul mempunyai beragam potensi perekonomian mulai dari pertanian, perikanan dan peternakan, hutan, flora dan fauna, industri, tambang serta potensi pariwisata. Pertanian yang dimiliki Kabupaten Gunungkidul sebagian besar adalah lahan kering tadah hujan (± 90 %) yang tergantung pada daur iklim khususnya curah hujan. Lahan sawah beririgasi relatif sempit dan sebagian besar sawah tadah hujan.

Sumberdaya alam tambang yang termasuk golongan C berupa: batu kapur, batu apung, kalsit, zeolit, bentonit, tras, kaolin dan pasir kuarsa. Kabupaten Gunungkidul juga mempunyai panjang pantai yang cukup luas terletak di sebelah selatan berbatasan dengan Samudera Hindia, membentang sepanjang sekitar 65 Km dari Kecamatan Purwosari sampai Kecamatan Girisubo.

“Dari potensi pariwisata, PAD bisa digenjot yang semula hanya Rp 700 juta pertahun kini menjadi 24 milyar pertahun,” ungkap Drajat.

Dengan potensi hasil laut dan wisata, lanjutnya, sangat besar dan terbuka untuk dikembangkan. Potensi lainnya adalah industri kerajinan, makanan, pengolahan hasil pertanian yang semuanya sangat potensial untuk dikembangkan.

Sukses pengembangan pariwisata, karena pengelolaannya diserahkan pada warga setempat. Selain itu, untuk menangkal kemiskinan masyarakat setempat memiliki kearifan local yang dipertahankan antara lain tidak menjual seluruh hasil panen tetapi disimpan sebagai cadangan pangan. Juga budaya rosulan, nyadran, kekeluargaan, dan gotong royong menjadi daya tarik tersendiri untuk mendongkrak wisata. “Strata sosial masyarakat Gunungkidul masih mempercayai pada berapa banyak harta cadangan hasil panen yang ada di lumbung pribadinya,” ungkapnya.

Tidak kalah menarik, peran Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) sangat mendukung dalam proses penanggulangan kemiskinan. “Syukur, LSM di sini memiliki ide-ide dan turut memperjuangan kelayakan hidup masyarakat namun tidak ngrusuhi, Mereka membantu kerja kami,” ungkapnya.

Upaya penanggulangan kemiskinan di Gunungkidul, kata Sekda, juga adanya dukungan yang kuat dari Pemkab dengan diterbitkannya Perda nomor 2 tahun 2015 tentang Penanggulangan Kemiskinan. Dengan terbitnya Perda, maka ada sinergitas seluruh komponen pemerintah dan masyarakat dalam mewujudkan daerah yang bebas dari belenggu kemiskinan.

Pemkab setempat juga tengah menerapkan Sistem Informasi Desa (SID) berupa penyediaan dan layanan informasi yang berbasis pada desa. “Kemiskinan kan yang mengetahui dan merasakan masyarakat desa, maka informasi apapun wajib hukumnya terakomodasi di SID. Dan keterlibatan masyarakat desa menjadikan inforamasi benar benar valid,” ungkapnya.

Kepala Bagian (Kabag) Penanggulangan Kemiskinan Setda Brebes Ratnawati menambahkan, kegiatan studi orientasi di Kabupaten Gunungkidul dimaksudkan untuk menggali berbagai informasi yang terkait dengan penanggulangan kemiskinan.

Utamanya, kata Nana-demikian panggilan akrabnya-, seluruh informasi yang digali sebagai salah satu bahan untuk menyusun Perda penanggulangan kemiskinan di Kabupaten Brebes.

Nana optimis, penanggulangan kemiskinan di Kabupaten Brebes bisa tercapai karena 15 OPD terkait akan bahu membahu mewujudkannya. Langkah-langkahnya, tentunya di dahului dengan penerbitan Perda, dan tugas-tugas di masing-masing OPD untuk saling mengeroyok. “Tentu juga, tiga faktor terjadinya karena keturunan, budaya dan mental harus terus diperbaiki,” ungkapnya.

Kunjungan diikuti oleh 15 OPD terkait, didampingi Staf ahli Bupati Bidang Kemasyarakatan dan Sumber Daya Manusia Lely Mulyani, Asisten I bidang pemerintahan dan sosial Athoillah, Asisten II bidang pengembangan perekonomian Moh Iqbal.

Kunjungan diakhiri dengan penyerahan cinderamata dari kedua belah pihak. (wasdiun)

Berita Terkait