Berhasil Atasi AKI dan AKB, Telponi Diterapkan untuk Tekan Stunting

  • 16 Dec
  • yandip prov jateng
  • No Comments

REMBANG – Setelah sukses menurunkan angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) melalui program Temokno, Laporno, dan Openi (Telponi), kini Dinas Kesehatan Kabupaten Rembang meluncurkan program Telponi Stunting, untuk mempercepat penanganan stunting.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Rembang dr Ali Syofii mengatakan, melalui inovasi Telponi, AKB dan AKI ternyata dapat ditekan. Pada 2020, AKI ada 15 orang ibu yang meninggal saat atau setelah melahirkan bayi, pada 2021 turun jadi 14 kasus, dan pada 2022, hingga 15 Desember, hanya ada 6 kasus kematian ibu.

Sedangkan hasil untuk AKB, lanjut Ali, dengan Telponi, penurunannya juga cukup signifikan. Pada 2020, ada 138 kasus kematian bayi, kemudian turun menjadi 97 kasus di 2021 dan sampai 15 Desember 2022 baru 80 kasus. Melihat keberhasilan tersebut, akhirnya Telponi kini juga dibuat untuk menyasar kasus stunting.

“Ini program proaktif untuk menyelesaikan berbagai permasalahan kesehatan. Petugas kesehatan terhubung satu link dengan kader kesehatan di ujung tombak terdepan, melakukan identifikasi permasalahan kesehatan, melaporkan, dan mengintervensi yang semuanya tertata dalam suatu sistem,” jelas Ali, pada peluncuran Telponi Stunting, di Pantai Pasir Putih Wates, Desa Tasilharjo, Kecamatan Kaliori, Kamis (15/12/2022).

Ali berharap, melalui program Telponi angka stunting di Kabupaten Rembang bisa semakin turun, di bawah 10 persen. Menurut data dari elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGBM), saat ini angka stunting di Rembang mencapai 11,8 persen, dari total 36.500 orang balita.

Wakil Bupati Mochamad Hanies Cholil Barro’ menyampaikan, pihaknya memiliki harapan besar terhadap Telponi Stunting, apalagi melihat hasilnya pada AKI dan AKB. Menjadi pekerjaan rumah (PR) untuk menangani sekitar 4.400 orang bayi yang menderita stunting, dan mencegah adanya kasus stunting baru.

“Tepuk tangan untuk kita semua, tapi kita perlu bekerja lebih keras lagi. Karena 11,8 persen ini meskipun sudah memenuhi target nasional, tapi kita punya target internal. Yakni, mencapai satu digit di 2024 nanti, dan tidak ada lagi kasus stunting baru. Saya optimis melihat semangat dari kawan kawan kader ini,” ungkap wabup, yang akrab disapa Gus Hanies.

Untuk itu, wabup berharap, para kader dapat memberikan kesadaran dan partisipasi masyarakat, akan pentingnya melakukan pemantauan lingkungan, menjalin koordinasi dengan baik dengan berbagai elemen di desa.

Penulis: Mifta, Kominfo Rembang
Editor: Di/Ul, Diskominfo Jateng

Berita Terkait